Jomplang, Harga Keekonomian Pertamax Ternyata Rp16.000 per Liter
- Harga bbm pertamax saat ini dinilai masih sangat jomplang berada jauh dibawah harga keekonomian yang berlaku dan ditetapkan sebagai batas atas bagi penjualan BBM berjenis RON92 tersebut.
Nasional
JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax menjadi isu hangat yang dibahas belakangan ini di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia yang terjadi.
Harga BBM pertamax saat ini dinilai masih sangat jomplang berada jauh di bawah harga keekonomian yang berlaku dan ditetapkan sebagai batas atas bagi penjualan BBM berjenis RON 92 tersebut.
Sebelumnya, kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghitung harga keekonomian untuk bbm berjenis RON 92 pada bulan Maret adalah sebesar Rp14.526 per liter. Harga tersebut dihitung melalui formula harga dasar pada perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum.
Sementara itu, diketahui PT Pertamina (Persero) saat ini masih menetapkan harga jual bagi BBM pertamax sebesar Rp9.000 per liter atau lima ribu lebih murah dibawah harga keekonomian yang ada.
Bahkan Kementerian ESDM memprediksi bahwa untuk bulan depan, harga keekonomian bagi BBM RON 92 atau pertamax tersebut bisa mencapai hingga level ke Rp16.000 per liter mengingat harga minyak mentah dunia yang saat ini semakin tinggi.
- Dari Investasi Kripto, Pria Berusia 23 Tahun Bisa Membeli Apartemen Senilai Rp4,5 Miliar
- Ternyata Ada Empat Kerajaan King Kobra di Dunia
- Viral di Twitter, Transaksi Kripto Senilai Puluhan Miliar Diduga Milik Indra Kenz
"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp. 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp. 16.000 per liter," terang Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan pers dikutip Senin, 28 Maret 2022
Di pasar berjangka WTI, harga minyak mentah dunia pada perdagangan Senin, 28 Maret 2022 terpantau masih tinggi bergerak di level psikologis US$110 per barel. Demikian dengan ICP (Indonesian Crude Price) bulan Maret yang juga masih tinggi berada di level US$114,55 per barel pada tanggal 24 Maret 2022.
Sejumlah pihak pun menyarankan agar pertamina segera melakukan penyesuaiaan pada harga BBM tersebut untuk meminimalisir beban berat bagi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang semakin besar untuk menutup gap harga keekonomian kepada masyarakat.
Hal itu seperti yang disampaikan Ekonom asal Universitas Gadjah Mada Farhmy Radhi yang menilai bahwa harga BBM pertamax wajar untuk dilakukan penyesuaiaan untuk mengurangi beban APBN.
"Untuk mengurangi beban APBN, Pemerintah dapat menaikkan harga Pertamax (Ron 92). Penaikkan Pertamax. Resikomya akan menaikkan inflasi, tetapi kecil. Pasalnya, proporsi pengguna Pertamax sekitar 12%, yang sebagian masyarakat. Menengah ke atas," terang Fahmy kepada Trenasia.com Senin, 28 Maret 2022.
- Ribuan Dikirim ke Ukraina, US Army Mulai Stok Ulang Rudal Stinger dan Javelin
- PP Properti (PPRO) Lepas Kepemilikan Aerocity Kertajati Ke Perusahaan Malaysia
- Produk Tembakau Alternatif Butuh Regulasi Berbasis Profil
Meski begitu, fahmy menyampaikan bahwa menaikan harga BBM ditengah kondisi pasca-pandemi seperti ini memang cukup dilematis, namun jika hal itu tidak dilakukan hanya akan semakin memperberat APBN yang dapat menimbulkan masalah lain.
Fahmy juga menyarankan agar pemerintah tidak melakukan penyesuaian harga pada jenis BBM yang umum dikonsumsi oleh rakyat Indonesia seperti Pertalite.
"Namun jangan menaikkan harga Pertalite, yang proporsi penggunnya setar 73%. Resiko penaikkan Pertalite akan menaikkan inflasi secara significant dan memperpuruk daya beli rakyat," ujar Fahmy.