Jorjoran Kucurkan Promosi Grabfood dan Insentif Pengemudi Bikin Grab Holdings Rugi Rp14,5 Triliun
- Perusahaan transportasi dan pengiriman makanan Grab Holdings Ltd mencatatkan rugi secara kuartalan sebesar US$1,1 miliar atau setara 14,5 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS).
Industri
JAKARTA - Perusahaan transportasi dan pengiriman makanan Grab Holdings Ltd mencatatkan rugi secara kuartalan sebesar US$1,1 miliar atau setara 14,5 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS).
Kerugian Grab Holdings pada kuartal I-2022 disebabkan oleh banyaknya tawaran promosi dan kenaikan insentif pengemudi. Perusahaan yang berbasis di Singapura ini menggelontorkan sejumlah dana untuk menambah insentif pengemudi lantaran jumlah penumpang yang mulai pulih sejak pandemi berlangsung.
Setali tiga uang, induk perusahaan Grab Indonesia ini juga merogoh kocek untuk membayar promosi makanan di layanan Grabfood. Alasannya, jumlah permintaan pesan antar makanan lebih banyak semenjak pelonggaran PPKM diberlakukan.
Sayangnya, aksi tersebut malah membuat pendapatan Grab merosot 44% menjadi US$122 juta atau Rp1,7 triliun di kuartal keempat.
Pendapatan dari unit mobilitas Grab yang menyumbang 86% dari keseluruhan penjualan juga tercatat turun 27% pada kuartal tersebut. Selain itu, pendapatan dari unit layanan pengiriman makanan anjlok 98%.
"Kami berencana untuk berhati-hati dan disiplin dalam mengalokasikan modal, karena kami menggandakan peluang pertumbuhan jangka panjang dari bisnis sesuai permintaan, periklanan, dan layanan keuangan kami," kata Chief Financial Officer Grab, Peter Oey seperti dikutip TrenAsia.com dari Reuters Jumat, 10 Juni 2022.
- Kementerian PUPR Kejar 10 Proyek Infrastruktur Berskema KPBU di 2023
- IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan Jelang Akhir Pekan, Intip Rekomendasi Saham Hari Ini
- Mulai Tinggalkan Energi Fosil, Langkah Jokowi Larang Ekspor Nikel Dinilai Tepat
Merosotnya kinerja Grab Holdings kuartal ini menambah bengkak kerugian yang dialami. Secara tahunan, rugi Grab Holdings di 2021 bertambah jadi US$3,56 miliar atau kisaran Rp51,8 triliun dibanding tahun sebelumnya yang tercatat US$2,75 miliar atau kisaran Rp40 triliun.
Meski merugi, Grap Holdings tetap menunjukkan optimismenya. Sebab, insentif yang dikucurkan berhasil mendongkrak gross merchandise volume (GMV) sebanyak 26%.
Berdasar capaian ini, Grab memperkirakan pertumbuhan GMV antara kuartal kedua dan keempat pada 2022 akan melonjak 30% menjadi 35% secara tahunan. Selain itu, Grab juga memperkirakan perusahaannya akan mencapai titik impas (BEP) berdasarkan EBITDA yang disesuaikan di unit pengiriman makanannya pada paruh pertama tahun depan.