<p>Kantor Pusat PT Gudang Garam Tbk (dok.wikipedia)</p>
Korporasi

Jos! Saat Ekonomi Sulit, Jutaan Perokok Gudang Garam Sumbang Negara Rp97 Triliun

  • Pada tahun 2022, hanya dari satu pabrikan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) saja, pemerintah menikmati pendapatan sebesar Rp97,59 triliun

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Jutaan konsumen rokok di Indonesia masih jadi sumber pendapatan utama pemerintah. Pada tahun 2022, hanya dari satu pabrikan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) saja, pemerintah menikmati pendapatan sebesar Rp97,59 triliun.

Uang sebesar itu berasal dari pita cukai, PPN, dan pajak rokok yang dibayarkan oleh para penikmat asap GGRM di Indonesia dan luar negeri.

Sejalan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata sebesaf 12% untuk sigaret kretek mesin (SKM) pada tahun 2022, jumlah cukai yang dibayarkan oleh pabrikan rokok asal Kediri itu juga lebih tinggi daripada tahun 2021 sebesar Rp91,09 triliun.

Selama tahun 2022, GGRM diperkirakan menjual sebanyak 80-90 miliar batang rokok dari berbagai jenis produk.

Besarnya cukai yang dibayarkan oleh GGRM ini tidak lepas dari produk rokoknya yang didominasi oleh SKM. Pasalnya, besaran cukai untuk jenis rokok tersebut lebih tinggi dibandingkan sigaret kretek tangan (SKT)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo memberikan arahan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok pada 2022 harus berada di rentang 10%—12,5%. Kementerian Keuangan pun menetapkan kenaikan rata-rata cukai rokok di angka 12%.

"Untuk SKT, Bapak Presiden memberikan arahan kenaikan tidak melebihi 4,5 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers kebijakan CHT 2022, Senin,13 Desember 2022.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2022, GGRM meraih total pendapatan sebesar Rp124,68 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp114,27 triliun penjualan  berasal dari SKM dan hanya  Rp8,76 triliun kontribusi SKT, sementara rokok klobot Rp17 miliar. Sumber pendapatan lainnya adalah bisnis kertas karton yang menyumbang Rp1,42 triliun.

Besaran cukai yang dibayarkan penikmat rokok produksi GGRM bisa dilihat dari biaya per batang yang diberikan ke negara. Sebagai contoh, untuk jenis rokok Surya Pro 16 batang, biaya cukai setiap batangnya sebesar Rp985.

Dengan harga jual ke konsumen sebesar Rp29 ribu per bungkus, negara mendapatkan penerimaan cukai sebesar Rp15.760 atau hampir 55% dari harga jual. Pada 2022, dari total biaya pokok penjualan sebesar Rp117,29 triliun, sebanyak 83,25% digunakan untuk membayar kewajiban cukai, ppn dan pajak rokok ke pemerintah.

Cukai Melarutkan Laba

Akibat cukai SKM terus melonjak tinggi, dan  beban bahan baku serta biaya lainnya ikut melejit, saban tahun peruntungan GGRM terus terpangkas. Laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk di tahun 2022 hanya Rp2,77 triliun, susut tajam dibandingkan 2021 di mana perseroan masih mencatat keuntungan Rp5,60 triliun.

Pada tahun sebelumnya yaitu 2020, laba bersih Gudang Garam masih menyentuh Rp7,67 triliun. Setahun sebelumnya bahkan lebih besar lagi, yaitu Rp10,88 triliun. Artinya dibandingkan 4 tahun lalu, laba bersih emiten berkode GGRM ini di tahun 2022 sudah anjlok 74,5%.

Di tengah penurunan laba yang konsisten, GGRM mulai melirik bisnis lain. Salah satunya dengan membangun Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri, Jawa Timur dengan investasi lebih Rp10,8 triliun. Bandara ini ditargetkan beroperasi pada akhir tahun ini.

Bandara tersebut dibangun oleh anak usaha GGRM yakni PT Surya Dhoho Investama. Untuk memperkuat entitas bisnisnya ini, Gudang Garam baru saja  menyuntikkan tambahan modal Rp3 triliun.

”Penyetoran tambahan modal oleh Gudang Garam ini menambah modal ditempatkan dan disetor Surya Dhoho dari semula Rp10 triliun menjadi Rp 13 triliun,” kata Sekretaris Perusahaan GGRM Heru Budiman, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 27 Maret 2023.

Sebanyak 99,9% saham Surya Dhoho dimiliki oleh Gudang Garam dan sisanya atas nama PT Surya Duta Investama.