Screenshot_4.png
Dunia

JP Morgan Ancang-ancang PHK 63 Karyawan di Amerika Serikat

  • Perusahaan jasa keuangan dan bank investasi, JP Morgan Chase, kembali merencanakan gelombang baru pemberhentian pekerja di lingkungan mereka.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA – Perusahaan jasa keuangan dan bank investasi, JP Morgan Chase, kembali merencanakan gelombang baru pemberhentian pekerja di lingkungan mereka. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu berencana memberhentikan 63 karyawan di Jersey City, New Jersey, AS. 

Peringatan tersebut dikeluarkan perusahaan pada Selasa 11 Juli 2023 waktu setempat. Menurut pemberitahuan, PHK tersebut rencananya akan berlangsung pada September 2023. JP Morgan dalam keterangan resminya mengklaim pemecatan hanya berdampak pada sejumlah kecil pekerja lokal.

Perusahaan yang berkantor pusat di New York itu bakal berupaya mempekerjakan mereka kembali jika kondisi telah memungkinkan. "Strategi kami tidak berubah, kami menjalankan perusahaan untuk berinvestasi melalui siklus. Kami sedang membangun untuk jangka panjang dan terus berinvestasi dalam perekrutan, pelatihan dan teknologi,” ujar JP Morgan, dikutip dari Reuters, Rabu 12 Juli 2023. 

Total dari tenaga kerja JPMorgan mencapai 296.877 pada akhir kuartal pertama 2023. Jumlah itu naik 8% dari tahun sebelumnya. Di New Jersey, JP Morgan mempekerjakan sekitar 12.000 karyawan. Saat ini bank investasi terbesar di AS ini memiliki 560 posisi lowong di New Jersey. 

Pecat 1.000 Karyawan First Republic

Amanat Undang-Undang perburuhan Amerika Serikat mengharuskan perusahaan dengan 100 atau lebih karyawan memberikan pemberitahuan 60 hari sebelumnya tentang penutupan pabrik dan PHK massal.

Pada Mei 2023, JP Morgan sedang mempertimbangkan untuk memberhentikan 500 karyawan di berbagai bagian. JP Morgan juga memberhentikan hampir 1.000 karyawan First Republic Bank setelah mengakuisisi bank yang gagal tersebut awal tahun ini.

Pemberi pinjaman terbesar di AS juga memangkas hampir 40 pekerjaan perbankan investasi bulan lalu setelah kemerosotan dalam aktivitas kesepakatan. Saingan Goldman Sachs Group, Morgan Stanley dan Citigroup itu juga telah memberhentikan bankir investasi akibat ketidakpastian yang membebani aktivitas ekonomi.