Nilai Valuasi Capai Rp113 Triliun, J&T Express Jadi Unicorn Indonesia
- Start up logistik Indonesia PT Global Jet Express (J&T Express) akhirnya diakui sebagai unicorn setelah memiliki nilai valuasi US$7,8 miliar setara Rp113,9 triliun (asumsi kurs Rp14.603 per dolar Amerika Serikat).
Fintech
JAKARTA – Start up logistik Indonesia PT Global Jet Express (J&T Express) akhirnya diakui sebagai unicorn setelah memiliki nilai valuasi US$7,8 miliar setara Rp113,9 triliun (asumsi kurs Rp14.603 per dolar Amerika Serikat).
J&T Express merupakan 1 dari 645 unicorn yang terdaftar dalam laporan CBSInsight berjudul “The Complete List Of Unicorn Companies”.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Lima start up Indonesia lainnya yaitu Tokopedia, Gojek, Bukalapak, Traveloka dan Ovo tentunya juga masuk dalam daftar tersebut.
Laporan tersebut juga menyebutkan nilai valuasi J&T Express merupakan yang tertinggi ke dua setelah PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) yang memiliki valuasi US$10 miliar (Rp146 triliun).
Hillhouse Capital Management, Boyu Capital, Sequoia Capital China merupakan ketiga investor utama unicorn baru tersebut.
Profil J&T Express
Mengutip dari laman resminya, J&T pertama kali didirikan oleh kedua petinggi dari OPPO yaitu Jet Lee dan Tony Chen pada 2015 karena melihat logistik Indonesia yang masih tertinggal pada masa itu.
“Kami mengoptimalkan rute dan meminimalkan biaya transportasi untuk menyediakan layanan cepat saji yang lebih efisien, tepat waktu dan aman” demikian ditulis dalam laman resminya.
Kemudian semakin lama, J&T mulai mengadakan ekspansi pasar ke 6 negara Asia Tenggara lainnnya yaitu Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, Singapura, Kamboja.
- Ekonom Dukung Aturan Baru OJK Agar Perusahaan Teknologi Bisa Segera IPO
- Terbongkar! Bukalapak IPO Agustus 2021, Bidik Dana Rp11,4 Triliun
- Mengenal Fintech Cashwagon: Pinjaman Online Cepat Tanpa Repot
Melansir dari laman Pitchbook, saat ini J&T Express telah memiliki lebih dari 350.000 karyawan dan bermarkas di Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara.
Tiga tahun berselang didirikannya startup logistik tersebut, tampuk kepemimpinan J&T diambil alih oleh Robin Lo, dari jabatan awalnya sebagai managing director menjadi CEO pada 2018.
J&T Express mampu mencatat rekor pengiriman baru mencapai 4,5 juta paket di tahun yang sama, 80% pengiriman berasal dari platform jual beli online.
Supaya dapat mendongkrak pertumbuhan logistik, J&T juga berupaya menggandeng Garuda Indonesia Cargo, Asperindo, beserta platform PT Tokopedia, PT Bukalapak.com dan PT Shopee Indonesia.
Melansir dari Tech in Asia Sebelumnya J&T dikabarkan berminat untuk penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di AS dan mencari pendanaan baru sekitar US$300 juta (RP4,3 triliun) pada awal April 2021.
Kemudian J&T Express berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$2 miliar (Rp29,2 triliun) dari ketiga investor utamanya pada 5 April 2021.
Pendanaan tersebut diberikan dalam rangka untuk ekspansi ke China serta bersaing dengan rivalnya di kawasan Asia Tenggara. (RCS)