Jual Bank Permata, Astra Catat Laba Bersih Semester I-2020 Naik 16%
JAKARTA – Laba bersih PT Astra International Tbk. meningkat di semester I 2020. Namun demikian, kenaikan laba bersih tersebut bukan dipengaruhi kegiatan bisnis perusahaan. Dari keterangan tertulis perseroan, Rabu, 29 Juli 2020 diketahui, laba bersih Astra mencapai Rp11,38 triliun atau naik 16% dari periode sama 2019 Rp9,8 triliun. Catatan ini jauh berbanding terbalik dengan pendapatan […]
Industri
JAKARTA – Laba bersih PT Astra International Tbk. meningkat di semester I 2020. Namun demikian, kenaikan laba bersih tersebut bukan dipengaruhi kegiatan bisnis perusahaan.
Dari keterangan tertulis perseroan, Rabu, 29 Juli 2020 diketahui, laba bersih Astra mencapai Rp11,38 triliun atau naik 16% dari periode sama 2019 Rp9,8 triliun.
Catatan ini jauh berbanding terbalik dengan pendapatan bersihnya yang anjlok 23% dari Rp116,18 triliun menjadi Rp89,79 triliun.
Dari laporan tertulis tersebut, terlihat tambahan keuntungan Astra tersebut berasal dari penjualan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) ke Bangkok Bank.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro menyampaikan, tanpa memasukkan keuntungan dari penjualan Bank Permata, laba bersih Astra turun 44% menjadi Rp5,5 triliun.
“Terutama karena penurunan kinerja bisnis otomotif, alat berat dan pertambangan serta jasa keuangan yang disebabkan pandemi COVID-19,” ungkap Djony.
Penutupan Kantor
Djony menambahkan, penurunan kinerja Astra terjadi karena adanya penutupan kantor perusahaan, fasilitas manufaktur dan diler otomotif.
Hal itu terlihat pula dari laba bersih tiap divisi bisnis perseroan. Seperti otomotif yang mencatat penurunan laba 79% dari Rp3,46 triliun menjadi Rp716 miliar, jasa keungan turun 25% dari Rp2,82 triliun menjadi Rp2,1 triliun, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi turun 29% dari Rp3,33 triliun menjadi Rp2,37 triliun.
Begitu juga dengan bisnis teknologi informasi yang mencatat penurunan laba 64% dari Rp44 miliar menjadi Rp16 miliar. Bahkan, bisnis infrastruktur dan logistic Astra harus merugi Rp88 miliar dari periode sama 2019 untung Rp83 miliar.
Adapun bisnis property Astra masih mencatat kenaikan laba bersih 122% dari Rp32 miliar menjadi Rp71 miliar.
Di sisi lain, Astra mencatat keuntungan dari penjualan Bank Permata senilai Rp5,88 triliun.
Djony memaparkan, selain terganggunya kegiatan bisnis akibat COVID-19, Astra juga mencatat peningkatan signifikan pinjama yang direstrukturisasi. Khususnya dalam bisnis jasa keuangan perseroan.
Utang Bersih Naik
Hingga Juni 2020, Astra mencatat utang bersih anak usaha jasa keuangan Astra naik menjadi Rp46,4 triliun dari akhir 2019 Rp45,8 triliun.
“Tingkat utang dan posisi likuiditas dipantau dengan cermat dan Langkah-langkah untuk mengurangi risiko operasional dan keuangan sudah dilakukan,” jelas Djony.
Selain itu, Djony juga menyebut, Astra telah mengambil tindakan untuk mengelola biaya dan menjaga tingkat kas, termasuk mengurangi belanja modal dan mengelola modal kerja.
Djony pun menilai, pandemi COVID-19 akan terus memengaruhi kinerja perseroan hingga akhir tahun.
Hingga Juni 2020, nilai aset bersih per saham Astra mencapai Rp3.773, naik 3% dari posisi akhir 2019. Adapun kas bersih perusahaan (tidak termasuk jasa keuangan) mencapai Rp1,4 triliun, dibanding utang bersih pada 2019 Rp22,2 triliun.
Seiring penguman kinerja Astra semester I-2020, saham ASII melemah 1,93% ke level Rp5.075. Dengan begitu, harga saham ASII secara year to date turun 26,71% dari posisi akhir 2019 Rp6.925.