Jual Indomie Rp50 Triliun, Keuntungan Anthoni Salim (ICBP) Terkerek 52 Persen
- Entitas Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan laba senilai Rp6,99 triliun sepanjang 2023
Korporasi
JAKARTA – Entitas Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan laba senilai Rp6,99 triliun sepanjang 2023.
Laba tersebut melambung 52,39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp4,58 triliun. Kenaikan laba berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan neto perseroan yang naik 5% menjadi Rp67,90 triliun dari semula Rp64,79 triliun pada 2022.
Berdasarkan catatan 31 laporan keuangan ICBP 2023, mi instan menyumbang penjualan bersih terbesar dengan pendapatan sebesar Rp50,43 triliun atau naik 6,23% dibandingkan dengan 2022 Rp47,47 triliun.
Baca Juga: Permintaan Mie Instan di Dunia Meningkat Hingga 160 Persen, Indomie Mendominasi
Di posisi kedua, penjualan terbanyak dipegang segmen dairy yang tercatat senilai Rp9,12 triliun. Disusul penjualan dari segmen makanan ringan senilai Rp4,24 triliun, penyedap makanan senilai Rp3,67 triliun, nutrisi dan makanan khusus senilai Rp1,21 triliun, dan minuman senilai Rp1,6 triliun.
Berdasarkan lokasinya, penjualan ICBP terbesar masih berasal dari Indonesia dengan perolehan senilai Rp47,62 triliun. Selanjutnya dari penjualan di Timur Tengah dan Afrika senilai Rp16,15 triliun, lain-lain senilai Rp2,54 triliun, dan Asia lainnya senilai Rp1,58 triliun.
Baca Juga: Profil Anthoni Salim, Pemilik Indomie yang jadi Orang Terkaya Kelima RI
“Di tengah berbagai tantangan global dan melemahnya daya beli masyarakat berpenghasilan rendah, dengan gembira saya melaporkan bahwa ICBP berhasil menyesuaikan diri di tengah dinamika pasar dan mampu memberikan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas,” kata Direktur Utama dan CEO ICBP Anthoni Salim dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (26/3).
Anthoni memprediksi perekonomian Indonesia akan tetap tangguh, sehingga kondisi tersebut mendukung rencana ICBP terus menyeimbangkan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas dan tetap mempertahankan neraca keuangan yang kuat.
“Selain itu, kami akan mencermati perkembangan kondisi makro secara global agar dapat menyesuaikan strategi kami dengan perkembangan yang terjadi,” kata Anthoni.