<p>Tampak Logo APL rdi area komplek Agung Podomoro Land, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Jual Tanah dan Mal, Pendapatan Agung Podomoro Land Melonjak 30,69 Persen pada 2020

  • Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), meningkatnya pendapatan ini didapat dari penjualan tanah yang meroket menjadi Rp1,63 triliun dari sebelumnya yang hanya Rp90,29 miliar.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 30,69% menjadi Rp4,96 triliun pada 2020. Tahun sebelumnya, APLN membukukan pendapatan sebesar Rp3,79 triliun.

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), meningkatnya pendapatan ini didapat dari penjualan tanah yang meroket menjadi Rp1,63 triliun dari sebelumnya yang hanya Rp90,29 miliar.

Selama 2020, APLN tercatat dua kali menjual tanahnya kepada perusahaan lain. 10 Desember 2020, entitas anak APLN, PT Buana Makmur Indah (BMI), menjual tanah kepada PT Karawang Tatabina Industrial Estate senilai Rp785,59 miliar.

Sebelumnya, BMI juga menjual tanah senilai Rp768,76 miliar kepada PT CFCity Tangerang Investments pada 24 September 2020.

Selain penjualan tanah, APLN juga menjual sebagian sertifikat hak milik atas satuan rumah susun (SHMSRS) Mall Central Park senilai Rp704,97 miliar. Adapun, aset ini dijual kepada PT CPM Assets Indonesia.

Jika ditotal, penjualan tiga aset ini mencapai Rp2,34 triliun atau 47,27% dari total pendapatan perusahaan. Penjualan secara umum sendiri tercatat sebesar Rp3,91 triliun, meningkat 58,83% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,46 triliun.

Catatan positif ini pun terlihat dari laba bersih tahun berjalan perusahaan yang tercatat sebesar Rp180,14 miliar pada 2020. Angka ini meningkat 49,11% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp120,81 miliar.

Meski begitu, APLN masih mencatat rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp136,79 miliar.

Angka ini melonjak tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp8,65 miliar. Rugi per saham dasar pun menjadi Rp6.170 dari sebelumnya Rp450.

Dari sisi arus kas, tercatat penurunan bersih kas dan setara kas sebesar Rp5,29 miliar. Alhasil, kas dan setara kas akhir tahun perusahaan pada 2020 susut jadi Rp844,7 miliar dari sebelumnya Rp849,72 miliar.

Penerimaan arus kas dari aktivitas operasi tercatat meroket 97,87% menjadi Rp958,69 miliar. Tahun sebelumnya, penerimaan dari pos ini hanya sebesar Rp484,49 miliar.

Meski begitu, perusahaan menggunakan kasnya untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp416,98 miliar. Padahal, APLN justru menerima Rp243,12 miliar dari aktivitas pendanaan pada tahun sebelumnya. (RCS)