Jualan Benang, Perusahaan Indorama Milik Orang Paling Tajir ke-5 RI Raup Rp8,24 Triliun
Emiten produsen benang, tekstil, dan polister, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) milik orang terkaya nomor 5 RI Sri Prakash Lohia mencatatkan penurunan pendapatan serta laba bersih sepanjang tahun 2020.
Korporasi
JAKARTA – Emiten produsen benang, tekstil, dan polister, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) milik orang terkaya nomor 5 RI Sri Prakash Lohia mencatatkan penurunan pendapatan serta laba bersih sepanjang tahun 2020.
Melansir laporan keuangan tahunan perseroan audited per 31 Desember 2020 tercatat laba bersih Indo-Rama anjlok 83,65% menjadi US$6,23 juta setara Rp87,22 miliar year-on-year (yoy) dengan asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS. Pada 2019, perseroan berhasil membukukan laba bersih hingga US$38,11 juta setara Rp533,54 miliar.
Anjloknya laba INDR sejalan dengan penurunan pendapatan bersih hingga 23,27% yoy dari US$767,75 juta setara Rp10,75 triliun pada 2019 menjadi US$589,04 juta, setara Rp8,24 triliun pada 2020.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Amblasnya laba dan pendapatan perseroan terutama diakibatkan oleh hilangnya pos keuntungan atas pelepasan entitas asosiasi alias penjualan anak usaha sebesar US$30,01 juta atau Rp420,14 miliar yang dicatatkan sebagai laba pada tahun 2019.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan perseroan berhasil turun 22,98% yoy dari US$723,41 juta pada tahun 2019 menjadi US$557,21 juta. Beban penjualan dan biaya keuangan kompak turun, sedangkan beban umum dan administrasi naik.
Liabilitas jangka panjang perseroan naik menjadi US$128,30 juta dari tahun sebelumnya US$127,35 juta, disertai dengan kenaikan liabilitas jangka pendek dari US$258,30 juta menjadi US$259,07 juta.
Sehingga, akumulasi liabilitas perseroan mengalami peningkatan 0,45% menjadi US$387,38 juta pada 2020, dari US$385,64 juta pada tahun sebelumnya.
Kemudian, total kas dan setara kas perseroan menebal hingga 91,64% yoy menjadi US$36,70 juta dari sebelumnya sejumlah US$19,15 juta. Total aset pun naik 1,37% secara tahunan dari US$753,56 juta menjadi US$763,86 juta pada tahun 2020.
Di lantai bursa, saham INDR ditutup menguat 3,39% sebesar 100 poin ke level harga Rp3.050 per lembar pada akhir perdagangan Kamis 18 Februari 2021. Laba per saham dasar (EPS) INDR turun menjadi Rp133 pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp814,8.
Sebagai informasi, mayoritas saham INDR saat ini masih digenggam oleh Sri Prakash Lohia melalui Indorama Holding B.V. Total kepemilikan saham IHBV di sini sebanyak 34,03%.
Tahun 2020, majalah Forbes menobatkan Sri Prakash Lohia sebagai orang terkaya ke-5 di Indonesia. Total hartanya ditaksir mencapai US$5,6 miliar atau setara Rp84,53 triliun. (SKO)