<p>Pramuniaga menunjukkan emas batangan di Cikini Gold Center, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Harga emas 24 karat keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 17.000 per gram pada Rabu (8/4) berada di posisi Rp 946.000 per 1 Gram, setelah tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pada harga Rp 963.000 per 1 Gram pada Selasa (7/4). Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Jualan Emas Melambung, BUMN Antam Bagi Dividen Rp67,85 Miliar

  • JAKARTA – Pemegang saham perusahaan pelat merah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) menyetujui pembagian dividen bernilai Rp67,85 miliar atau 35% dari laba bersih 2019. Melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang berlangsung Kamis, 11 Juni 2020, pemegang saham juga menyetujui sisa laba bersih Rp126 miliar menjadi laba ditahan. Dalam Mata Acara RUPST Keenam, […]

Industri

Issa Almawadi

JAKARTA – Pemegang saham perusahaan pelat merah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) menyetujui pembagian dividen bernilai Rp67,85 miliar atau 35% dari laba bersih 2019.

Melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang berlangsung Kamis, 11 Juni 2020, pemegang saham juga menyetujui sisa laba bersih Rp126 miliar menjadi laba ditahan.

Dalam Mata Acara RUPST Keenam, pemegang saham setuju untuk mengesahkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk periode Tahun Buku 2019.

Emiten anggota holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan pimpinan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum ini juga melakukan perubahan komisaris. Nama Zaelani lengser dan digantikan Bambang Sunarwibowo sebagai komisari.

Pada 2019 lalu, meski penjualan emas melambung hingga 34 ton, laba bersih yang diraup Antam justru ambrol 88,1% dari Rp1,63 triliun menjadi Rp193,85 miliar pada 2019.

Sekretaris Perusahaan Antam Kunto Hendrapawoko mengatakan penjualan perseroan pada 2019 mencapai Rp32,72 triliun, melambung 29,4% dari tahun sebelumnya Rp25,27 triliun. Namun, beban pokok penjualan juga melejit lebih tinggi hingga 37% menjadi Rp28,27 triliun.

Penjualan itu ditopang oleh pertumbuhan tingkat produksi dan penjualan komoditas utama, yakni emas, feronikel, bijih nikel, dan bauksit. Produksi feronikel Antam mencapai 25.713 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 3% year-on-year (yoy) dengan penjualan 25.212 Tni atau naik 9% yoy. Feronikel menjadi kontributor terbesar kedua sebesar 15% dengan nilai Rp4,87 triliun.

“Untuk komoditas emas, Antam mencatatkan volume penjualan emas mencapai 34.016 kilogram, tumbuh 22% yoy. Pendapatan Antam dari penjualan emas berkontribusi sebesar Rp22,46 triliun atau 69% dari total,” kata Kunto.

Pada perdagangan hari ini, saham ANTM melemah 2,52% ke level Rp580 per lembar. Pelemahan ini melanjutkan pelemahan dalam dua hari sebelumnya, sehingga total penurunan saham dengan kapitalisasi pasar Rp13,9 triliun ini mencapai 7,94%. (SKO)