Juara di ASEAN, PMI Manufaktur RI Tembus 50,8
JAKARTA – Geliat industri makin sumringah dengan tembusnya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur di level 50,8 pada Agustus 2020. Angka ini tidak hanya melampai ambang netral di level 50,0, tetapi juga jadi jawara di antara negara ASEAN lainnya. Tentu saja indeks ini makin menguarkan optimisme di kalangan industri Tanah Air. “Ini merupakan kabar gembira, karena […]
Industri
JAKARTA – Geliat industri makin sumringah dengan tembusnya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur di level 50,8 pada Agustus 2020.
Angka ini tidak hanya melampai ambang netral di level 50,0, tetapi juga jadi jawara di antara negara ASEAN lainnya. Tentu saja indeks ini makin menguarkan optimisme di kalangan industri Tanah Air.
“Ini merupakan kabar gembira, karena artinya salah satu indikator perekonomian kita mulai merangkak naik,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa, 1 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sementara itu, indeks manufaktur Malaysia tercatat di level 49,3, Thailand 49,7, Filipina dan Vietnam justru turun dengan perolehan masing-masing di angka 47,3 dan 45,7. Sedangkan, Singapura berada di angka 43,0.
Negara Asia lainnya, PMI manufaktur Korea Selatan menempati posisi 48,5 dan Jepang menyentuh angka 47,2 pada Agustus 2020.
Kontributor Peningkatan
Naiknya PMI manufaktur Indonesia disebabkan oleh peningkatan yang solid, baik dalam produksi maupun pesanan baru. Sehingga membawa kontribusi positif dalam kondisi bisnis sejak bulan Februari.
Ekspansi pada output dan permintaan baru tersebut mengalami kisaran yang tercepat selama enam tahun. Menurut hasil survei, perusahaan manufaktur di Indonesia pada umumnya menyatakan bahwa output dan pertumbuhan penjualan yang kuat berasal dari pembukaan kembali ekonomi secara bertahap.
Ini ditunjukkan oleh peningkatan permintaan klien, terutama didorong oleh pasar domestik. Selanjutnya, indeks manufaktur Indonesia pada bulan kedelapan memperlihatkan juga kepercayaan bisnis yang naik ke level tertinggi sejak bulan Mei 2019.
Hal ini karena perusahaan menyesuaikan diri dengan pelonggaran bertahap pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait penyebaran virus korona baru.
PMI Indonesia pada Agustus naik 3,9 poin dari indeks Juli 2020 di level 46,9. Rata-rata PMI Manufaktur kuartal III tahun 2020 sebesar 48,8 juga mengindikasikan kondisi lebih baik ketimbang kuartal II/2020.
Agus melihat peningkatan level PMI Manufaktur Indonesia juga disokong oleh implementasi adaptasi kebiasaan baru yang secara bertahap meningkatkan kegiatan operasional sektor industri. Hasilnya, angka PMI terus mengalami peningkatan dari 39,1 di bulan Juni, kemudian 46,9 di Juli dan 50,8 di Agustus.
Menanggapi hasil PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus, Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan untuk pertama kalinya sejak Februari, perusahaan manufaktur Indonesia melaporkan perbaikan kondisi bisnis pada bulan Agustus.
“Permintaan juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan kembali, membantu mengurangi laju kehilangan pekerjaan,” terang Bernard.