Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin
Nasional

Jumlah Penduduk Miskin Jateng Turun 0,21 Persen

  • Wakil Gubenur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyebut jumlah penduduk miskin di wilayah Jateng per Maret 2023 mengalami penurunan sebesar 0,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Nasional
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Wakil Gubenur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen menyebut jumlah penduduk miskin di wilayah Jateng per Maret 2023 mengalami penurunan sebesar 0,21% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Taj Yasin ini meminta kepada seluruh kepala daerah, instansi dan dinas terkait untuk bekerja keras lagi demi menghentaskan angka kemiskinan di wilayah Jateng. 

“Lebih dari itu saya ingin lebih konkret lagi, lebih matang lagi. Kita upayakan bukan hanya intervensi yang menurunkan angka kemiskinan, tapi pemberdayaan (masyarakat) yang itu menjadi salah satu program kita. Saya minta juga kepada wabup yang hadir, tolong sampaikan untuk gotong royongnya,” ujar Taj Yasin dalam keterangan resmi Pemprov Jateng dikutip TrenAsia.com, Sabtu 22 Juli 2023.

Diketahui jumlah penduduk miskin di Jateng pada Maret 2023 tercatat sebanyak 3,79 juta jiwa atau 10,77 persen. Ini artinya menurun 0,21 persen dibandingkan pada September 2022 dengan jumlah penduduk miskin di provinsi ini sebanyak 3,86 juta orang atau 10,98 persen.

Taj Yasin mengatakan upaya penurunan angka kemiskinan dapat dilaksanakan secara maksimal, melalui optimalisasi program-program yang telah dicanangkan. 

Disamping itu, penanganan kemiskinan juga sangat bergantung pada validitas data yang ada. Hal ini karena data yang dimiliki pemerintah menentukan arah kebijakan, serta bantuan sosial kepada masyarakat.

Maka, pihaknya meminta kepada seluruh instansi terkait untuk melalukan agar pemutakhiran data perlu terus dilakukan secara berkala. Sehingga, program-program yang dicanangkan dapat terlaksana tepat sasaran.

“Hari ini saya masih perlu menekankan, bahwa kuatnya kualitas data ini diharapkan mampu menjamin program tepat sasaran. Juga bisa meningkatkan koordinasi yang lebih baik lagi. Sehingga, Bappeda kita (Jateng) lebih matang lagi untuk menyediakan anggaran penanggulangan kemiskinan. Ini juga harus bekerja kelompok tiap-tiap OPD,” imbuhnya.

Ia juga menghimbau kepada lapisan masyarakat, supaya turut berperan dalam upaya pengentasan kemiskinan, dengan mulai membangun pola hidup yang lebih sehat. Melalui pola hidup sehat, bisa meminimalisasi kebutuhan untuk biaya kesehatan.

“Ini yang terus harus kita lakukan, menyadarkan (masyarakat),” pungkas Taj Yasin.

Kategori Penduduk Miskin

Perlu diketahui, Garis Kemiskinan (GK) merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Sebagai contoh jika terjadi kenaikan harga eceran komoditas pokok, secara langsung akan berpengaruh terhadap jumlah pengeluaran masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka. 

Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS), jika hitungan besaran GK Rp 535.547 per kapita per bulan, maka pengeluaran masyarakat kurang dari Rp 17.851 per hari masuk kategori miskin atau di bawah garis kemiskinan. Ini artinya, warga negara Indonesia dengan penghasilan di bawah Rp 535.547 per kapita masuk kategori penduduk miskin.