<p>Nasabah melakukan penarikan uang Rupiah di salah satu telker bank di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Jumlah Uang Beredar Bulan Oktober Capai Rp8.505,4 Triliun, Meningkat 3,4 Persen

  • Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kenaikan uang kuasi sebesar 7,8 persen (yoy).

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas ekonomi di bulan Oktober 2023, yang diwakili oleh uang beredar dalam arti luas (M2), mengalami pertumbuhan yang positif mencapai Rp8.505,4 triliun. 

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 3,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), meskipun mengalami penurunan sebesar 6 persen (yoy) dibanding dengan bulan sebelumnya. 

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kenaikan uang kuasi sebesar 7,8 persen (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit pada Oktober 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen (yoy). Kredit yang dilaporkan tidak mencakup pinjaman dari bank komersial asing atau kredit yang diberikan kepada pemerintah pusat dan non-residen.

Komponen uang kuasi, yang mencakup 44,5 persen dari total M2 pada Oktober 2023, mencatat jumlah sebesar Rp3.787,3 triliun. Pertumbuhan uang kuasi ini didominasi oleh peningkatan simpanan berjangka sebesar 6,4 persen (yoy) selama Oktober 2023, mengikuti pertumbuhan sebesar 6,9 persen pada bulan September 2023.

Di sisi lain, aset luar negeri bersih pada Oktober 2023 tumbuh sebesar 4,9 persen (yoy), menunjukkan penurunan dari angka 6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Hal ini menjadi indikator adanya penurunan investasi luar negeri.

Namun demikian, Tagihan bersih terhadap pemerintah pusat menunjukkan kontraksi sebesar 8,8 persen (yoy) pada Oktober 2023. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 13,2 persen (yoy) dibanding bulan September 2023. Kontraksi ini mencerminkan penurunan klaim keuangan yang diajukan kepada pemerintah pusat.

Peningkatan likuiditas ekonomi, bersama dengan pertumbuhan kredit yang relatif stabil, menjadi indikator penting bagi kesehatan perekonomian suatu negara. Namun demikian, adanya perubahan yang signifikan dalam komponen-komponen kunci seperti uang kuasi, aset luar negeri, dan tagihan bersih terhadap pemerintah menandakan adanya fluktuasi yang memerlukan perhatian serius. 

Bank Indonesia dan lembaga terkait telah menegaskan pentingnya pemantauan terus-menerus terhadap perubahan ini untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Dikutip dari  Antara, 27 November 2023, ketika likuiditas ekonomi berkembang dan penyaluran kredit menunjukkan konsistensi, hal itu mencerminkan daya dorong ekonomi yang sehat. Namun, perubahan yang drastis dalam komponen uang kuasi, yang meliputi simpanan dan instrumen keuangan lainnya, serta fluktuasi dalam aset luar negeri dan klaim terhadap pemerintah, bisa menjadi pertanda adanya volatilitas yang perlu diperhatikan. 

Oleh karena itu, tindakan pengawasan dan intervensi yang cermat dari Bank Indonesia dan regulator ekonomi menjadi sangat penting guna mengendalikan risiko yang mungkin timbul. Terkait hal ini, Bank Indonesia dan lembaga terkait terus melakukan pemantauan yang cermat terhadap kondisi ekonomi. 

Dengan pendekatan proaktif, diharapkan bank sentral dan otoritas terkait dapat merumuskan kebijakan yang tepat guna menjaga stabilitas finansial dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini menjadi kunci penting dalam menghadapi dinamika ekonomi yang sering kali berubah secara tiba-tiba.