Jurnalis Rusia Tewas dalam Serangan di Ukraina Tenggara
- Tiga jurnalis Rusia lainnya luka-luka akibat serangan di dekat garis depan di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina bagian tenggara.
Dunia
JAKARTA - Seorang koresponden perang dari kantor berita RIA Rusia tewas dan tiga jurnalis Rusia lainnya luka-luka akibat serangan di dekat garis depan di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina bagian tenggara, Sabtu 22 Juli 2023 waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan para jurnalis mengalami luka-luka akibat serangan artileri Ukraina. Mereka dievakuasi dari medan perang, tapi sang koresponden RIA, Rostislav Zhuravlev, meninggal dunia selama perjalanan ke rumah sakit.
Pihak Kementerian menyatakan para jurnalis lainnya berada dalam kondisi serius namun stabil. “Tidak ada ancaman terhadap nyawa mereka. Mereka sedang menerima perawatan medis yang diperlukan,” demikian pernyataan dari kementerian tersebut, dilansir dari Reuters, Senin 24 Juli 2023.
- Tim Jasa Keuangan Panen Juara di Ajang BUMN Fest 2023
- Harga Sewa Kapal Pinisi Kenzo di Danau Toba
- Rusia Tak Izinkan Akses ke Atap Reaktor Nuklir Zaporizhzhia
RIA mengonfirmasi dalam sebuah laporan bahwa korespondennya telah tewas saat meliput di desa garis depan Piatykhatky. Salah satu juru kamera mereka juga mengalami luka-luka.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan Ukraina telah menggunakan amunisi klaster dalam insiden tersebut. Kendati begitu, Rusia tidak menyediakan bukti untuk klaim tersebut, dan Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen.
Ukraina menerima bom klaster/tandan dari Amerika Serikat (AS) bulan ini. Namun mereka berjanji akan menggunakannya hanya untuk mengusir konsentrasi pasukan/tentara musuh.
Senjata seperti itu berisi sejumlah bomblet kecil yang menghujani pecahan peluru di daerah luas. Namun, senjata semacam itu dilarang di banyak negara karena berpotensi membahayakan bagi warga sipil. Ukraina telah berulang kali menyatakan penggunaan bom klaster akan dibatasi hanya di medan perang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan Rusia sendiri telah menggunakan amunisi klaster berkali-kali selama perang.