Jurus AS Salip Arab Saudi jadi Produsen Minyak Terbesar Dunia
- Pada tahun 2023, Amerika Serikat (AS) mengubah lanskap energi global dengan menggantikan Arab Saudi sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Dunia
JAKARTA - Pada tahun 2023, Amerika Serikat (AS) mengubah lanskap energi global dengan menggantikan Arab Saudi sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Dilansir dari opec.org, Rabu, 20 Maret 2024, data dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan bahwa AS berhasil memproduksi rata-rata 18,87 juta barel minyak per hari (bph), mengungguli produksi Arab Saudi yang hanya mencapai 11,88 juta bph.
Tren peningkatan produksi minyak AS mencerminkan kemajuan signifikan dalam industri minyak negara tersebut.
Baca Juga: 10 Produsen Minyak Terbesar di Indonesia
Pada tahun 2010, produksi minyak AS mencapai 5,48 juta barel per hari (bph). Selama periode lima tahun berikutnya, produksi terus meningkat secara konsisten, mencapai 9,45 juta bph pada tahun 2015.
Lonjakan lebih lanjut terjadi pada tahun 2020, ketika produksi mencapai 12,32 juta bph. Namun, peningkatan yang paling mencolok terjadi antara tahun 2020 dan 2023, dengan produksi melonjak menjadi 18,87 juta bph.
Pertumbuhan ini mencerminkan kesuksesan teknologi fracking dan peningkatan investasi dalam industri minyak AS, yang telah mengubah lanskap energi global secara signifikan.
Baca Juga: Pertamina jadi Kontributor 68 Persen Produksi Minyak Mentah di RI
Peningkatan produksi minyak AS terjadi atas beberapa faktor kunci. Pertama, pengembangan teknologi fracking telah memungkinkan AS untuk mengekstrak minyak dan gas alam dari ladang serpih yang sebelumnya dianggap tidak ekonomis untuk dieksploitasi.
Selain itu, peningkatan investasi dalam industri serpih AS turut mendorong pertumbuhan produksi minyak dengan peningkatan jumlah rig pengeboran. Terakhir, kebijakan energi AS yang mendukung produksi minyak dan gas alam juga menjadi pendorong utama pertumbuhan industri ini.
Sementara itu, produksi minyak Arab Saudi mengalami penurunan pada tahun 2023, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kesepakatan OPEC.
OPEC sepakat untuk memotong produksi minyak yang telah dimulai sejak tahun 2020 untuk menjaga harga minyak stabil dipasar global, serta akibat penurunan permintaan global terhadap suplai energi akibat pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 dan 2021.
Para analis memperkirakan bahwa AS akan tetap mempertahankan posisinya sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia dalam beberapa tahun ke depan, meskipun Arab Saudi dan negara-negara OPEC lainnya berpotensi untuk meningkatkan produksinya.
Baca Juga: Produsen Minyak Kanada PHK Besar-Besaran, Ada Apa?
Pergeseran dalam lanskap energi global berpotensi memberikan dampak signifikan pada pasar minyak global. Di antaranya adalah penurunan harga minyak sebagai akibat dari peningkatan produksi AS yang dapat menyebabkan volatilitas pasar.
Selain itu, pergeseran ini juga berpotensi mengubah peta geopolitik energi global dengan AS semakin menjadi pemain utama dalam pasar minyak.
Meskipun perubahan ini dapat memberikan dampak penurunan harga yang lebih murah bagi konsumen, tantangan juga akan muncul bagi negara-negara pengekspor minyak lainnya yang harus bersaing dengan produk dari AS.
Prestasi AS sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia pada tahun 2023 telah menciptakan dampak yang signifikan pada pasar minyak global, termasuk perubahan harga, geopolitik, dan volatilitas pasar.