<p>Indomobil adalah grup otomotif milik konglomerat Anthoni Salim. / Hino.co.id</p>
Industri

Jurus Jitu Indomobil Bertahan di Tengah Pandemi

  • Laba bersih Indomobil melompat 639% dari Rp23,26 miliar pada 2018 menjadi Rp170,06 miliar tahun 2019.

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS), menyampaikan akan menghadapi kendala-kendala terutama kurs nilai rupiah, ekonomi global yang belum stabil, serta adanya dampak Virus Corona (COVID-19) di sepanjang 2020. Namun perseroan optimis dengan prospek usaha di tahun 2020 ini.

Seperti penuturan Presiden Direktur Indomobil Jusak Kertowidjojo dalam laporan tahunan 2019 yang dipublikasikan Jumat, 15 Mei 2020. Jusak menyampaikan, perseroan secara teratur mengevaluasi perkembangan dan kebutuhan pendanaan untuk berbagai bisnis dan rencana ekspansi.

“Perseroan berkomitmen untuk terus menjalankan tata kelola perusahaan yang baik dalam mencapai tujuan dan akan senantiasa secara transparan dan tepat waktu memberikan informasi kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tulis Jusak.

Selain itu, kata Jusak, entitas anak perseroan telah melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko suku bunga dan mata uang asing yang muncul dari pinjaman dalam dolar AS. Meski begitu, Jusak belum bisa menentukan dampak spesifik lainnya terhadap bisnis perusahaan dan entitas anak, pendapatan, pengembalian aset (return on assets) dan liabilitas.

“Dampak tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan pada saat diketahui dan dapat diestimasi,” imbuh Jusak.

Pada tahun 2019, distributor kendaraan merek Suzuki, Nissan, hingga Datsun ini mencatat penghasilan bersih naik 4,29% jika dibandingkan dengan tahun 2018, dari Rp17,88 triliun menjadi Rp18,65 triliun.

Berdasarkan segmen usaha, penghasilan bersih segmen penjualan kendaraan perusahaan milik Grup Salim mengalami penurunan sebesar 2,06% dari Rp9,47 triliun di tahun 2018 menjadi Rp9,28 triliun di tahun 2019. Begitu pula dari segmen penjualan suku cadang mengalami penurunan sebesar 7,94% dari Rp2,79 triliun di tahun 2018 menjadi Rp2,57 triliun di tahun 2019.

Namun segmen jasa keuangan mengalami kenaikan sebesar 14,18% dari Rp1,86 triliun di tahun 2018 menjadi Rp2,12 triliun di tahun 2019, diikuti segmen sewa kendaraan dan logistik mengalami kenaikan sebesar 23,53% dari Rp1,42 triliun di tahun 2018 menjadi Rp1,75 triliun di tahun 2019, dan segmen bahan bakar dan pelumas mengalami kenaikan sebesar 67,59% dari Rp795,24 miliar di tahun 2018 menjadi Rp1,33 triliun di tahun 2019.

Hasilnya, laba bersih Indomobil melompat 639% dari Rp23,26 miliar di tahun 2018 menjadi Rp170,06 miliar di tahun 2019. “Kenaikan laba ini terutama berasal dari kenaikan pendapatan neto dan laba atas penjualan investasi,” tutur Jusak.

Meski laba membaik, saham Indomobil dengan kode IMAS sudah turun dalam. Hingga penutupan perdagangan Jumat, 15 Mei 2020, saham IMAS tercatat turun 58,44% (Ytd) dari Rp1.155 per akhir 2019 menjadi Rp480. (SKO)