<p>(Ki-ka) General Manager Kredivo Indonesia, Lily Suriani berbincang dengan Direktur Utama GSI Lab dr. Nino Susanto, B.Eng, MM, saat peresmian kerjasama antara Kredivo dengan GSI Lab di GSI Lab Cilandak Jakarta Selatan, Selasa 23 Februari 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Fintech

Jurus Kredivo Pimpin Industri Paylater di Tengah Ketatnya Persaingan

  • Pembayaran paylater berhasil mengungguli metode transfer bank, dengan 16,2% konsumen memilihnya sebagai metode pembayaran yang paling sering digunakan di e-commerce.

Fintech

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Perkembangan industri Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater semakin tumbuh pesat dalam beberapa waktu terakhir yang ditunjukkan dengan munculnya pemain-pemain baru di industri beli sekarang bayar nanti. 

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah kontrak pengguna paylater mengalami pertumbuhan sebanyak 18,18 juta kontrak atau sebesar 33,25% secara tahunan menjadi 72,88 juta kontrak per Mei 2023.

Menanggapi itu, SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan kehadiran paylater sebagai alternatif pembiayaan itu disambut baik oleh masyarakat lantaran mampu mengatasi solusi dari kesenjangan akses kredit di Indonesia.

Indina menjelaskan, sebagai pelopor pelaku paylater, Kredivo telah beroperasi sejak tujuh tahun lalu bersiap menghadapi persaingan dan terus fokus untuk memperluas akses kredit bagi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna Kredivo yang terus naik hingga 20 kali lipat dalam kurun lima tahun terakhir.

“Kredivo berdiri pada 2016 untuk menjawab tingginya kesenjangan akses kredit bagi masyarakat dan besarnya populasi underbanked di Indonesia. Selama tujuh tahun beroperasi, kami fokus membantu masyarakat untuk membuka akses kredit pertamanya sekaligus membangun skor kredit, yang diharapkan bisa menjadi gerbang bagi masyarakat untuk mendapatkan berbagai layanan keuangan lainnya,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima TrenAsia, pada Kamis, 16 November 2023.

Indina menyampaikan, Kredivo pun telah tumbuh sebagai brand paylater terkemuka di Indonesia yang memiliki hampir 10 juta pengguna dan terintegrasi dengan ribuan merchant online maupun offline di Indonesia. 

“Kami optimis akan dapat terus membuka akses kredit bagi lebih banyak masyarakat dengan fokus memperkuat penetrasi di kota tier 2 dan 3 melalui kemitraan bersama lebih banyak merchant.” tambahnya.

Bidik Akses Kredit Pertama

Asal tahu saja, optimisme Kredivo sebagai pemimpin pasar industri paylater didasari pada keunggulan layanan memiliki proses e-KYC yang inklusif dan tepat sasaran dalam menilai konsumen.

Dikutip dari bluepowertechnology.com, e-KYC adalah proses verifikasi nasabah layanan perbankan atau fintech secara elektronik, yang biasanya dilakukan lewat otentikasi biometrik seperti pemindaian wajah atau sidik jari, verifikasi dokumen, serta beberapa metode elektronik lainnya.

Keunggulan lain, Kredivo tidak hanya dapat digunakan secara daring maupun di gerai offline, tetapi juga menawarkan layanan beragam, termasuk top-up pulsa, pembayaran tagihan, pinjaman tunai (dengan kerjasama bersama KrediFazz), hingga pembelian tiket pesawat/kereta api. 

Menurut Indina, akses mudah kredit melalui Kredivo juga memberikan dukungan bagi masyarakat untuk membangun skor kredit, membuka pintu akses ke fasilitas kredit yang lebih besar, seperti kendaraan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 

Bahkan, jika merujuk laporan Katadata Insight Center menunjukkan bahwa 60% pengguna paylater menganggap bahwa layanan BNPL merupakan kredit pertama yang diperoleh sebelum mengakses ke perbankan.

”Akses kredit yang memadai menjadi instrumen pendukung bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun usaha mereka yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, sejak didirikan, Kredivo terus berkomitmen untuk mempercepat tersedianya akses kredit yang cepat, mudah, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Data Transaksi Paylater

Laporan "Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia: Pemulihan Ekonomi dan Tren Belanja Pascapandemi 2023" mencatat bahwa penggunaan layanan paylater sebagai metode pembayaran harian mengalami peningkatan yang signifikan. Persentase pengguna paylater dalam e-commerce meningkat dari 28,2% pada tahun 2022 menjadi 45,9% pada tahun 2023.

Menurut riset, paylater kini berhasil mengungguli metode transfer bank, dengan 16,2% konsumen memilihnya sebagai metode pembayaran yang paling sering digunakan di e-commerce. Hanya 10,2% konsumen yang lebih memilih metode pembayaran transfer bank/virtual account.

Selain itu, 60,9% responden yang menggunakan layanan paylater menyebutkan bahwa ini merupakan kredit pertama yang mereka peroleh, terutama bagi mereka dengan Socio-Economic Status (SES) C.

Penting untuk dicatat bahwa nilai rata-rata transaksi e-commerce pada tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021. Kota-kota tier 1 mendominasi nilai transaksi e-commerce (57%), sementara terjadi peningkatan yang konsisten sejak 2020 pada kota-kota di tier yang lebih rendah, dari 33% (2020) menjadi 43% (2022).