Kapal PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR)
Korporasi

Jurus Samudera Indonesia (SMDR) Hadapi Oversupply Kapal

  • PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) lebih memusatkan perhatian pada pengenalan dan eksploitasi segmen pasar yang belum terpenuhi.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) memiliki pendekatan yang unik dalam mengatasi risiko yang terkait dengan kelebihan pasokan kapal (oversupply) serta potensi persaingan ketat di industri pelayaran dan logistik. 

Direktur Utama SMDR Bani M. Mulia mengungkapkan bahwa perseroan lebih memusatkan perhatian pada pengenalan dan eksploitasi segmen pasar yang belum terpenuhi. Terlebih, bagi SMDR, segmen ini dapat disebut sebagai niche market. Apa alasannya? 

“Kami memahami bahwa dalam pasokan kapal global, kapal-kapal berukuran besar dengan kapasitas di atas 10-20 ribu TEUs (Twenty-foot Equivalent Units) menjadi pusat perhatian utama,” ujar Bani dalam acara Report Business Performance Update Samudera Indonesia pada Kamis, 28 Maret 2024. 

Namun, kata Bani, kapal-kapal SMDR memiliki ukuran yang lebih kecil, berkisar antara 1.000 hingga 3.000 TEUs. Dengan begitu, kapal perseroan tidak bersaing dalam persaingan besar-besaran untuk mendapatkan kargo di pasar tersebut. “Niche market inilah yang menjadi fokus strategi perusahaan kami,” bebernya. 

Di sisi lain, lanjut Bani, Samudera Indonesia tidak terlibat dalam persaingan pasokan di segmen kapal besar yang melayani rute-rute besar seperti transatlantik atau transpasifik. Perbedaan strategi ini yang membedakan SMDR dibandingkan dengan operator utama di industri pelayaran dan logistik.

Oleh sebab itu, emiten berkodekan saham SMDR ini terburu-buru untuk melakukan investasi dalam pasar di mana persaingan bebas dan oversupply kapal acap kali terjadi. Kami yakin bahwa kapal-kapal yang kami pesan memiliki pasar yang sudah pasti (captive market) dan kami menghindari kesulitan yang tinggi,” ungkapnya. 

Meskipun demikian, SMDR tetap berkomitmen untuk memberikan layanan yang handal dan berkualitas kepada pelanggan. Bani meyakini dengan kualitas layanan dan operasional yang baik, pelanggan akan terus mempercayakan pengiriman barang kepada perseroan.

Bani menambahkan bahwa pihaknya telah memiliki kontrak dengan pelanggan di berbagai rute dan ukuran kapal yang dimiliki SMDR. Hal tersebutlha yang membuat perseroan yakin bahwa kapal-kapal baru yang dipesan tahun ini tidak akan beroperasi dengan kekosongan. 

“Kami memastikan bahwa alokasi kargo yang kami rencanakan untuk kapal-kapal baru kami sudah terjamin. Dalam ukuran kami, kami tidak terlibat dalam kondisi oversupply kapal di pasar global,” jelasnya.

Kinerja Keuangan 2023

Pada kesempatan yang sama, Bani juga memaparkan pendapatan SMGR sepanjang 2023 berada US$772,4 juta. Angka tersebut jauhlebih rendah 30% dibandingkan 2022 sebesar US$1,150.9 juta.

Meskipun pendapatan sepanjang 2023 mengalami penurunan, kata Bani, nominal pendapatan tersebut masih menjadi yang tertinggi kedua sepanjang sejarah perseroan sejak go public pada 1999 lalu. 

Dalam hal laba bersih, angka sebesar US$74,5 juta yang tercatat saat ini menunjukkan penurunan sebesar 65% dibandingkan 2022 yang mencapai US$212,7 juta. Meski begitu, kata bani, angka laba bersih sepanjang 2023 masih menjadi raihan tertinggi ketiga sepanjang sejarah perseroan.

Sementara dari segi liabilitas, kewajiban yang harus dibayar SMDR mengalami kenaikan menjadi US$571,49 juta dari posisi tahun sebelumnya sebesar US$506,93 juta. Bila dirinci, liabilitas jangka pendek di angka US$245,61 juta, dan liabilitas jangka panjang US$325,83 juta. 

Meski begitu, total aset yang dicatatkan SMDR sepanjang 2023 berhasil mengalami peningkatan menjadi US$1,25 miliar dari posisi tahun sebelumnya yang hanya berada di level US$1,15 miliar. 

Selain itu, modal atau ekuitas emiten berlogo bendera Majapahit ini tercatat mengalami peningkatan tipis dari posisi tahun sebelumnya berada di level US$646,48 juta menjadi US$685,51 juta. 

Dari lantai bursa, saham SMDR mengalami pelemahan 3,77% ke level Rp306 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 28 Maret 2024. Terkait variasi harga, emiten dengan logo bendera Majapahit ini bergerak di kisaran Rp304-318 per saham.