Jurus Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Incar Pangsa Pasar Lebih Besar di 2024
- Meski ada pemilihan umum (pemilu) emiten yang bergerak di industri manufaktur ini berambisi untuk memperluas pangsa pasar.
Korporasi
JAKARTA – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan tetap melanjutkan ekspansi bisnis di awal 2024. Meski ada pemilihan umum (pemilu) emiten yang bergerak di industri manufaktur gas ini berambisi untuk memperluas pangsa pasar.
Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti mengatakan panga pasar atau market share SBMA di Indonesia Timur cukup kuat, khususnya pulau Kalimantan. Perseroan masih optimistis gelaran pemilu tidak akan mengganggu kinerja keuangan.
Menurut Rini, berdasarkan pengalamannya bisnis SMBA tidak berpengaruh secara signifikan pada tahun politik. “Fokus kami selanjutnya adalah memperluas market share dengan meningkatkan penjualan likuid, agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan resmi pada Kamis, 11 Januari 2024.
- Gembong Narkoba Kabur dari Penjara, Ekuador Keadaan Darurat 60 Hari
- Demi Efisiensi, Lazada PHK Besar-besaran 20 Persen Karyawannya
- Digantikan AI, Duolingo PHK 10 Persen Penerjemahnya
Rini menjelaskan bahwa sektor perkapalan saat ini mengalami kecenderungan penurunan yang kemungkinan akan berdampak tidak langsung pada permintaan gas. Meskipun demikian, SMBA tetap optimis bahwa permintaan gas akan tetap tinggi.
Sebagai contoh, pertumbuhan yang konsisten masih terjadi di Kalimantan Timur. Dai yakin bahwa selama logam masih digunakan dalam proses perbaikan kapal, permintaan akan oksigen dan asetilin untuk mendukung kegiatan perbaikan akan tetap ada.
“Pendapatan SBMA tidak tergantung pada satu sektor tertentu karena kami melakukan diversifikasi layanan sehingga bisa saling mengisi satu sama lain," kata Rini.
Untuk menjelaskan anggaran modal belanja atau capital expenditure (capex) akan disesuaikan dengan kebutuhan proyek. Namun capex akan dipakai untuk membeli lorry tank, tabung, dan iso tank.
“Sumber dana berasal dari cashflow internal perusahaan dan kemungkinan pinjaman dari bank, menegaskan komitmen kami untuk pertumbuhan berkelanjutan,” tuturnya.
Berdasarkan data IDX Mobile, pada perdagangan Kamis, 11 Januari 2023, pukul 10.40 WIB, saham SBMA bergerak stagnan di level Rp166 per saham atau turun 0,60% dari harga pembukaannya Rp168 per saham.
Saham emiten manufaktur ini diperdagangkan di kisaran Rp168 hingga Rp170 per saham dengan kapitalisasi pasar atau marketcap senilai Rp154,4 miliar.