Jusuf Kalla: Sang Juru Runding Ulung, Jembatani GAM hingga Hamas
- Kalla mengundang pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban ke Jakarta. Kalla juga berusaha memfasilitasi dialog di tengah status Taliban yang saat itu masih dianggap sebagai organisasi teroris oleh PBB
Nasional
JAKARTA — Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, telah lama dikenal sebagai sosok juru runding yang andal dan berhasil dalam menyelesaikan berbagai konflik di Indonesia dan luar negeri.
Dengan keahliannya dalam diplomasi dan pemahaman mendalam terhadap dinamika sosial dan politik, Kalla telah memainkan peran signifikan dalam membawa perdamaian dan stabilitas diberbagai wilayah Indonesia maupun daerah luar yang dilanda konflik.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut berbagai kasus yang berhasil ditangani Jusuf Kalla dengan sukses.
Jusuf Kalla dan Konflik Aceh
Salah satu pencapaian terbesar Jusuf Kalla adalah keberhasilannya menyelesaikan konflik di Aceh.
Pada tahun 2005, Kalla memimpin upaya negosiasi yang berujung pada penandatanganan Perjanjian Damai Helsinki antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Perjanjian ini mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung hampir tiga dekade, serta membuka jalan bagi perdamaian dan rekonsiliasi di Aceh.
Kesuksesan ini tidak hanya membawa perdamaian yang telah lama dinanti-nantikan, tetapi juga menunjukkan pendekatan inklusif dan hati- hati yang diambil oleh Kalla dalam menangani isu-isu kompleks dan sensitif.
- Adu Kinerja 4 Emiten MNC Group Penghuni Papan Pemantauan Khusus
- Bisnis Tambang NU Dinilai Rintangi Transisi Energi
- Mengapa Nilai Pasar Pemain Inggris di Euro 2024 Sangat Mahal?
Jusuf Kalla dan Konflik Poso
Selain keberhasilannya di Aceh, Jusuf Kalla juga memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan di Poso, Sulawesi Tengah.
Konflik komunal di Poso yang berlangsung sejak akhir 1990-an yang memicu kerusuhan dan kekerasan antar kelompok agama.
Melalui pendekatan dialog dan komunikasi yang efektif, Kalla berhasil memediasi pihak-pihak yang bertikai, yang akhirnya menghasilkan Kesepakatan Malino pada tahun 2001.
Kesepakatan ini menjadi landasan bagi upaya rekonsiliasi dan pemulihan di wilayah tersebut.
Upaya Menjembatani Perdamaian di Afghanistan
Jusuf Kalla, yang kala itu menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pada periode 2014-2019, telah mengambil langkah inisiatif dengan memediasi perdamaian di Afghanistan.
Kalla mengundang pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban ke Jakarta, Kalla juga berusaha memfasilitasi dialog di tengah status Taliban yang saat itu masih dianggap sebagai organisasi teroris oleh PBB.
Tidak hanya menjadi tuan rumah perundingan, Kalla juga mengajak delegasi Taliban mengunjungi pesantren di Jakarta.
Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bahwa Islam bisa berkembang dengan moderat dan damai.
Pada tanggal 3 Juni 2024, Kalla melakukan kunjungan ke Afghanistan dan bertemu langsung dengan Menteri Pertahanan, Mullah Yaqoob.
Mullah Yaqoob menyambut baik kedatangan Kalla dan menantikan perannya dalam menjembatani hubungan Afghanistan dengan dunia internasional.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai isu, termasuk konflik bersenjata dengan Amerika Serikat.
Hingga kini inisiatif kalla untuk membuka dialog dan menyebarkan nilai-nilai Islam moderat menjadi upaya penting dalam penyelesaian konflik secara damai.
- Adu Kinerja 4 Emiten MNC Group Penghuni Papan Pemantauan Khusus
- Bisnis Tambang NU Dinilai Rintangi Transisi Energi
- Mengapa Nilai Pasar Pemain Inggris di Euro 2024 Sangat Mahal?
Mediasi Konflik Palestina
Pada pertengahan 2023, Kalla berperan penting dalam memfasilitasi dialog dengan Hamas sebagai bagian dari upaya untuk mendamaikan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Namun, upaya Kalla mengalami hambatan serius ketika serangan dilakukan oleh Hamas, yang justru memperburuk situasi dan menambah ketegangan di wilayah tersebut.
Pada awal Mei 2024, atas inisiatif salah satu petinggi Hamas, Kalla mengadakan pertemuan tertutup selama tiga jam dengan delegasi perwakilan Palestina.
Pertemuan rahasia ini diatur oleh mantan Menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaludin.
Meskipun rincian dari pembicaraan tersebut tidak diungkapkan kepada publik, pertemuan ini mencerminkan tekad Kalla untuk terus menjembatani dialog antara pihak-pihak yang bertikai dan mencari jalan keluar dari konflik yang telah berlangsung lama ini.
Sebagai seorang tokoh yang dihormati, Kalla memiliki kemampuan unik untuk menjalin komunikasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik.
Langkah Kalla dalam mengupayakan rekonsiliasi antara Israel dan Palestina, termasuk dengan menemui perwakilan Hamas, menunjukkan kegigihannya dalam mencari solusi perdamaian di kawasan yang sering kali dilanda ketegangan.
Dengan rekam jejak yang mengesankan ini, Jusuf Kalla tidak hanya dikenal sebagai politisi berpengalaman, tetapi juga sebagai tokoh perdamaian yang dihormati.
Kepemimpinannya dalam proses negosiasi dan penyelesaian konflik memberikan kontribusi besar bagi stabilitas dan kemajuan Indonesia.