Jusuf Kalla (ketiga dari kanan) dan Erick Thohir (kiri) bertemu di kawasan kuliner GBK, Senayan, Jakarta, Agustus 2018.
Nasional

Jusuf Kalla Sudah Ingatkan Potensi Bahaya Depo Plumpang Sejak 2009, Pertamina Kemana Saja?

  • Potensi bahaya Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, ternyata sudah disadari sejak belasan tahun lalu.

Nasional

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Potensi bahaya Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, ternyata sudah disadari sejak belasan tahun lalu. Pada tahun 2009, Wakil Presiden Indonesia kala itu, Jusuf Kalla (JK), sudah meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membebaskan lahan di sekitar depo dari hunian warga. 

Instruksi JK tak lepas dari insiden kebakaran serupa yang terjadi 17 Januari 2009. Saat itu api melalap depo 24 yang menampung sekitar 5.000 kiloliter premium. Seorang petugas keamanan Pertamina meninggal dunia dalam insiden tersebut, sedangkan kerugian diperkirakan mencapai Rp22,5 miliar.

Sempat muncul isu sabotase hingga serangan teroris yang menyebabkan kebakaran tersebut. Namun Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri saat itum Susno Duadji, menyimpulkan penyebab kebakaran murni faktor teknis. Dia mengatakan api dipicu gesekan alat pengambil sampel BBM dengan alat ukur. 

Kebakaran tersebut sempat membuat Indonesia menambah impor minyak lantaran tersendatnya pasokan BBM nasional. Beda dengan kejadian saat ini, kala itu kebakaran tak sampai permukiman warga meski sudah ada hunian ilegal di dekat Depo. Jusuf Kalla waktu itu sudah menyadari ada potensi bahaya lain mengingat kawasan sekitar depo adalah buffer zone yang mestinya steril.

Saat meninjau lokasi kebakaran, 19 Januari 2009, Jusuf Kalla meminta Gubernur DKI Fauzi Bowo untuk segera membebaskan lahan dari permukiman warga. Diansir dari laman Kementerian ESDM, JK mengingatkan lahan yang dipakai warga tersebut merupakan milik Pertamina. Sehingga dia menolak jika pemerintah dibilang melakukan penggusuran. “Selain pembebasan lahan, perlu pemeriksaan pengamanan instalasi secara berkala,” pesannya waktu itu. 

Sayang, nasi sudah menjadi bubur. Sekitar 14 tahun berselang, warga masih menduduki kawasan steril yang akhirnya berakibat fatal. Ledakan di Depo Plumpang kemarin menyebabkan 17 warga sekitar meninggal dunia dan 51 warga luka-luka. Adapun seribuan warga lain harus mengungsi.