KA Argo Parahyangan Ganti Nama Per 1 Februari 2025. Ini Alasannya
- KA Argo Parahyangan dimulai dari kelahiran KA pertama yang melayani rute Stasiun Bandung-Stasiun Gambir yakni KA Parahyangan di tahun 1971.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - KA Argo Parahyangan yang melayani relasi Stasiun Bandung-Stasiun Gambir akan berganti nama. Tetapi Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) 2 Bandung, Ayep Hanapi, menegaskan tidak ada perubahan layanan dari perubahan tersebut.
KA Argo Parahyangan akan berganti nama menjadi KA Parahyangan per 1 Februari 2025. Keputusan tersebut tercantum dalam Grafik Perjalanan KA (Gapeka) 2025 yang disusun oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Mulai 1 Februari 2025 KA Argo Parahyangan relasi Bandung-Gambir seiring dengan pemberlakuan Gapeka 2025 menjadi KA Parahyangan," katanya saat dihubungi TrenAsia.com pada Rabu, 22 Januari 2025.
- PGEO Pimpin Top Gainer, LQ45 Hari Ini 22 Januari 2025 Ditutup Menguat 12 Poin
- Menguat 75 Poin, IHSG Hari Ini 22 Januari 2025 Ditutup di 7.257,13
- Tumbuh Dua Kali Lipat, BCA Terbitkan 2.000 Sertifikat Halal untuk UMKM
- Saham TLKM Mendadak Diserbu Investor, Apa Katalisnya?
Alasan mengapa ada penghapusan nama Argo pada KA legendaris tersebut menurut Ayep karena tidak semua rangkaiannya kelas Eksekutif seperti KA Argo lainnya.
KA Argo Parahyangan dimulai dari kelahiran KA pertama yang melayani rute Stasiun Bandung-Stasiun Gambir yakni KA Parahyangan di tahun 1971. Kemudian KA Argo Gede diluncurkan pada tahun 1995 ketika peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia.
Sehingga yang melayani rute Bandung-Gambir ada 2 KA Argo Parahyangan dan KA Argo Gede, 2010 Kedua KA tersebut disatukan menjadi KA Argo Parahyangan. Ayep menyebutkan Kemenhub memutuskan untuk mengubah nama KA tersebut kembali menjadi KA Parahyangan per 1 Februari 2025 dengan pelayanan, rute, dan harga tiket yang sama.
KA ini memiliki waktu tempuh rata rata 3 jam. Dengan Eksekutif di harga tiket Rp200.000 sampai dengan Rp250.000, dan Ekonomi Rp150.0000.
Perubahan nama ini juga dikonfirmasi oleh Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo usai ditemui di Kementerian BUMN.
Didiek mengatakan, keputusan tersebut tercantum dalam Grafik Perjalanan KA (Gapeka) 2025 yang disusun oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). "(Penutupan Argo Parahyangan) karena ada Gapeka-nya begitu. Kan Gapeka yang bikin siapa? Kita ikut saja," ungkapnya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, pada Rabu, 22 Januari 2025.