Kabar Vaksin COVID-19 Dorong Saham KAEF dan INAF Melesat, Investor Jangan Overreacted
JAKARTA – Saham-saham farmasi khususnya milik BUMN, sedang beterbangan. Dua nama yang muncul adalah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF). Menutup perdagangan sesi I Selasa, 21 Juli 2020, saham KAEF melesat 24,36% ke level Rp1.710 dan saham INAF melesat 24,9% ke level Rp1.505. Penguatan harga saham KAEF dan INAF bukan hari […]
Industri
JAKARTA – Saham-saham farmasi khususnya milik BUMN, sedang beterbangan. Dua nama yang muncul adalah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF).
Menutup perdagangan sesi I Selasa, 21 Juli 2020, saham KAEF melesat 24,36% ke level Rp1.710 dan saham INAF melesat 24,9% ke level Rp1.505.
Penguatan harga saham KAEF dan INAF bukan hari ini saja. Total sudah tiga hari sejak 17 Juli 2020, kedua saham ini dalam zona hijau. Secara total sejak 17 Juli 2020 hingga sesi I hari ini, saham KAEF telah naik 36,25%, sementara saham INAF naik 38,07%.
Pergerakkan saham KAEF dan INAF Periode 15 – 21 Juli 2020
Namun bagi Anda investor pemegang saham KAEF dan INAF maupun yang baru ingin masuk ke dua saham itu, jangan sampai terlena. Pasalnya, menurut CEO Finvesol Consulting Indonesia Fendi Susiyanto, penguatan dua saham ini temporer.
“Lebih karena reaksi berlebihan di tengah selama ini saham farmasi milik BUMN tertekan tajam,” ungkap Fendy kepada TrenAsia.com, Selasa, 21 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Fendi menjelaskan, Kimia Farma dan Indofarma akan menjadi distributor vaksin COVID-19 yang akan diproduksi holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero). Dalam memproduksi vaksin COVID-19, Bio Farmas bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd dan akan memulai uji klinis fase tiga pada bulan ini.
Tekanan Likuiditas
Terlepas dari sentimen positif dari vaksin COVID-19, kinerja keuangan Kimia Farma dan Indofarma jsutru masih dalam tekanan.
Fendi yang juga mengelola podcast OmFin Channel ini menyebut, Kimia Farma sedang kesulitas likuditas karena banyak tagihan ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesejatan dan rumah sakit yang belum terbayar.
Dengan likuiditas yang cekak, Fendi menerangkan, EBITDA farmasi milik BUMN terus tergerus dan memiliki free cash flow yang rendah atau bahkan negatif. “Namun kelebihannya, farmasi milik BUMN punya ekuitas yang cukup besar punya dukungan kuat dari pemerintah karena menjadi supply and value chain dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKS),” imbuh Fendi.
Ke depan, perusahaan-perusahaan ini akan mendapat kekuatan dari jaringan distribusi yang luar dan ekspansi pabrik obat baru. Terutama peningkatan produksi tahunan yang didukung pabrik baru di Banjaran, Bandung.
Kabarnya, pabrik tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga kali lipat hingga mencapai 90% pada 2021 mendatang.
Di sisi lain, Fendi menambahkan, Bio Farma selama ini fokus produksi vaksin. Sementara distribusinya oleh Kimia Farma dan Indofarma. “Rencana produksi paling cepat kuartal I-2021. Apabila produksi terealisasi, maka distribusi mulai dilakukan sesegera mungkin,” jelas Fendi.
Saran Bagi Investor
Dengan beberapa sentimen yang ada, Fendi menyarankan investor yang baru akan masuk ke saham KAEF dan INAF agar tidak terlalu overreacted. Tapi bagi yang sudah punya, tetap perhatikan kinerja fundamental dan dampak objektif dari potensi distribusi vaksi COVID-19 pada kedua perusahaan tersebut.
“Apabila harga saham sudah naik tajam di atas kewajarannya, maka sebaiknya profit taking,” ungkap Fendi.
Terlebih, lanjut dia, kapitalisasi pasar saham farmasi milik BUMN tergolong kecil dan cash flow protection tergolong lemah.
Per hari ini, kapitalisasi pasar saham KAEF berada di level Rp9,49 triliun. Sementara saham INAF punya kapitalisasi pasar Rp4,66 triliun.
Adapun Fendi memperkirakan, kisaran support dan resistance KAEF ada di level Rp1.400 dan Rp1.850 dengan kisaran support dan resistance INAF Rp1.200 dan Rp1.650.