Kabupaten Klungkung Kirim 35 Ton Bahan Bakar Alternatif Pengganti Batu Bara dari Sampah
- Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center sukses mengirim 35 ton refuse derived fuel (RDF) berbentuk solid recovered fuel (SRF) yang merupakan bahan bakar alternatif pengganti batu bara. SRF ini adalah hasil pengolahan sampah residu yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir.
Nasional
JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center sukses mengirim 35 ton refuse derived fuel (RDF) berbentuk solid recovered fuel (SRF) yang merupakan bahan bakar alternatif pengganti batu bara. SRF ini adalah hasil pengolahan sampah residu yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir.
Terbaru kemarin tanggal 17 Agustus, pemerintah telah mengirim 17 ton RDF ke PT Kemasan Ciptatama Sempurna (KCS) sebagai off taker (pengumpul hasil produksi) yang berlokasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
PT KCS sendiri adalah perusahaan dengan fokus utama di bidang EPS foam packaging atau lebih dikenal dengan nama Styrofoam. PT KCS didirikan di pertengahan tahun 1995 dan mulai memakai RDF sebagai alternatif pengganti bahan bakar batubara dalam beberapa tahun terakhir.
- Pemangkasan Suku Bunga China dapat Jadi Stimulus Penguatan Rupiah
- Melalui Transformasi Digital, Petrokimia Gresik Perkuat Komitmen Penyaluran Pupuk Subsidi
- Tanggapi Isu Polusi, Pemprov DKI WFH Mulai 21 Agustus
Bupati Klungkung Nyoman Suwirta menyebut pengiriman ini adalah pengiriman produksi SRF yang kelima kalinya dari TOSS Center. Adapun pengiriman kelima ini memiliki kapasitas terbanyak yaitu 17 ton. Sehingga, total SRF yang telah disalurkan oleh TOSS Center adalah 35 ton.
“Ini pengiriman produksi SRF yang kelima dari TOSS Center. Jadi pada awal masa uji coba sampai enam bulan ini, mesin pengolah residu dari PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) unit usaha Bali Waste Cycle (BWC) telah menunjukkan tren peningkatan jumlah pengiriman SRF,” ujarnya.
Menurut Suwirta, pengiriman SRF 17 ton bertepatan pada tanggal perayaan ulang tahun Indonesia yaitu 17 Agustus dapat menjadi momentum spesial dalam pengolahan sampah residu di Klungkung.
Direktur PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) Putu Ivan Yunatana mengatakan pengiriman ini merupakan kolaborasi nyata yang tujuannya untuk membantu pengelolaan lingkungan secara komprehensif.
Founder BWC ini juga mengatakan bahwa pada dasarnya sampah bisa diolah menjadi bahan baku industri bila sudah dipilah antara organik dan anorganik. Setelahnya, residu sampah akan diolah menjadi produk bermanfaat sehingga tidak terbuang dan membebani tempat pembuangan akhir (TPA).
Pihak PT CTBL sebagai penyedia dan operator mesin telah memastikan bahwa pengelolaan residu menjadi RDF di TOSS Center tidak menimbulkan bau busuk dan asap.
Mesin pengolah sampah ini telah beroperasi sejak awal Februari 2023 dengan mengelola lebih dari ratusan ton sampah residu yang seharusnya dibuang ke TPA Sente.
Ke depannya, Ivan mengatakan CTBL akan mendesain sebuah mesin yang akan berkeliling secara langsung untuk mengolah residu yang ada di TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle).
“Dengan demikian sampah yang menumpuk di TPS3R dapat langsung diolah sehingga tidak menimbulkan bau busuk dan mencemari lingkungan. Waktunya nanti diatur sesuai kesepakatan dengan pengelolaan TPS3R,” terang Ivan.