<p>Warga mengakses salah satu platform e-commerce untuk berbelanja secara daring melalui gawai dalam rangka Hari Belanja Online Nasional atau &#8216;Harbolnas 11.11&#8217; di Tangerang, Banten, Rabu, 11 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kadin Dorong UMKM Go Digital melalui Innovation Hub

  • Kamar Dagang Indonesia (Kadin) mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia terus bertumbuh di sektor digital.

Industri

Daniel Deha

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus bertumbuh di sektor digital. Perkembangan teknologi informasi yang terjadi saat ini sangat memungkinkan potensi ledakan digitalisasi UMKM untuk bersaing di pasar global.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk digitalisasi UMKM. Salah satunya dengan membuat innovation hub.

"Dalam innovation hub, akan tersedia fasilitas mentoring dengan tujuan untuk mendorong pelaku UMKM yang belum terhubung ke lembaga pembiayaan," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu, 18 Agustus 2021.

Berdasarkan data Indonesian E-Commerce Association (IDEA), hingga Mei 2021 sudah ada 13,5 juta UMKM yang terhubung ke ekosistem digital atau sekitar 21% dari total jumlah UMKM di tanah air.

Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan ada sebanyak 30 juta UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital. Tentu perubahan ini dapat memicu peningkatan ekspor sehingga berimbas pada perekonomian nasional.

Arsjad pun mengajak pelaku e-commerce yang ada di Indonesia turut meningkatkan literasi digital kepada pelaku UMKM. Menurutnya, dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang terhubung ke market place, maka akan semakin tinggi jumlah transkaksi di platform tersebut.

Dengan demikian, valuasi UMKM pun semakin meningkat. Dia memprediksi nilai ekonomi digital sebesar Rp4.531 triliun pada 2030, atau naik delapan kali lipat dari 2020 yang saat ini berada di angka Rp603 triliun.

Sementara itu, bisnis e-commerce tumbuh drastis, dari Rp302 triliun pada 2019, lalu tumbuh menjadi Rp1.178 triliun pada 2025, hingga menuju Rp1.900 triliun pada 2030.

Melihat potensi yang luar biasa, Arsjad pun mengimbau para pelaku UMKM dapat mengoptimalkan digitalisasi dalam melakukan pemasaran produknya. Dengan begitu, diharapkan produk yang ditawarkan akan semakin dikenal secara nasional bahkan bersaing di pasar ekspor.

"Kadin Indonesia akan terus mendorong pelaku UMKM dan ekonomi kreatif untuk naik kelas. UMKM kita harus menjadi pemain terdepan di pasar global untuk lebih meningkatkan peranannya dalam perekonomian nasional," tuturnya.

Arsjad mengatakan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar untuk melahirkan pengusaha-pengusaha baru di daerah dan menghasilkan produk-produk berkualitas ekspor, sehingga mampu mendongkrak perekonomian nasional lebih baik lagi.

"Kontribusi ekspor UMKM Indonesia akan terus didorong sehingga dapat melampaui kinerja negara-negara lain," ujarnya.

Menurut dia, salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita tersebut dilakukan Kadin Indonesia dengan melakukan dialog bersama pemerintah, dalam penyusunan insentif untuk dunia usaha di semua sektor, termasuk hotel, restoran, kafe, baik kelas menengah maupun UMKM.

"UMKM telah membuktikan diri sebagai pelaku ekonomi yang kreatif dan mampu bertahan dalam situasi sulit," ungkapnya.

Dia berharap, ekonomi digital yang terus berkembang di masa depan diarahkan untuk menciptakan perekonomian yang kuat dan membuka lapangan kerja yang luas.

"Meningkatkan jumlah pengusaha UMKM menjadi salah satu strategi Kadin Indonesia untuk menciptakan sumber pendapatan baru, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengurangi kemiskinan. UMKM berperan penting sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi," katanya.*