Kadin: Perlu Ada Percepatan Recovery Industri Tanah Air di Tengah Pandemi
Perlu adanya perbaikan dari sisi demand dan supply di sektor industri
Industri
JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai perlu adanya percepatan recovery industri Tanah Air. Sebab bidang industri manufaktur sangat berperan penting dalam mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, sektor ini merupakan salah satu bagian dari komponen pertumbuhan PDB.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan mengatakan bahwa perlu adanya perbaikan dari sisi demand dan supply di sektor industri. Menurutnya hal ini sangat penting untuk dilakukan mengingat hampir semua Industri manufaktur selama pandemi mengalami penurunan utilisasi lebih dari 50%.
“Sebagian industri masih bertahan, tetapi sebagian lagi telah berhenti berproduksi. Ini menjadi tantangan untuk kita agar industri dapat terselamatkan,” katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Kadin di Jakarta, Kamis 10 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno mengatakan, saat ini sejumlah aktivitas perdagangan terganggu akibat negara-negara tujuan ekspor dan impor mengalami pandemi.
Meskipun ekspor terganggu, kata Benny, dirinya tetap berharap agar dapat melakukan ekspor ke negara-negara tujuan alternatif. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan perdagangan tetap positif.
“Inilah pentingnya melakukan pemetaan komoditas ekspor dan tujuan negara ekspornya. Kita juga perlu menghidupkan kembali imbal dagang dengan negara-negara yang kurang memiliki devisa,” tegas Benny.
Selain perdagangan ekspor-impor, lanjut dia, perdagangan dalam negeri harus menjadi perhatian agar Indonesia bisa mengoptimalkan pasar dalam negeri. Pasalnya, kondisi saat ini pasar dalam negeri masih dibanjiri produk impor.
Data Kementerian Perdagangan menyebut, sektor perdagangan dalam negeri juga terkontraksi 7,57% pada triwulan II-2020, antara lain sebagai dampak penurunan penjualan kendaraan bermotor dan penutupan gerai ritel selama PSBB. (SKO)