<p>Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid berpose usai melakukan pendaftaran Calon Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Senin, 24 Mei 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Kadin: Reformasi Pendidikan Vokasi jadi Solusi Tantangan Industri Masa Depan

  • Generasi muda Indonesia berisiko kehilangan pekerjaan di tengah transisi ekonomi hijau dan digitalisasi, jika kurikulum pendidikan vokasi tidak sejalan dengan kebutuhan industri baru dan terbarukan sebagai industri masa depan.
Nasional
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Generasi muda Indonesia berisiko kehilangan pekerjaan di tengah transisi ekonomi hijau dan digitalisasi, jika kurikulum pendidikan vokasi tidak sejalan dengan kebutuhan industri baru dan terbarukan sebagai industri masa depan. 

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan pentingnya upaya pemerintah untuk segera mereformasi pendidikan vokasi sekaligus meningkatkan kerja sama dengan sektor usaha dalam mengatasi ketidakseimbangan antara keahlian dengan kebutuhan industri.

“Jika tidak sejalan, maka pengangguran bisa kembali tercipta. Sehigga pihak industri harus selalu bersinergi dengan pemerintah menciptakan sistem pendidikan vokasi yang modern, terintegrasi, dan sesuai kebutuhan industri masa depan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa, 12 April 2023.

Menurut Arsjad, reformasi pendidikan vokasi dan kerja sama pemerintah-sektor usaha harus mencakup mengembangkan payung hukum yang kuat agar pendidikan vokasi dapat berjalan dengan lancar dan kolaborasi antara industri serta lembaga pendidikan menjadi lebih efektif. 

“Payung hukum yang kuat ini akan menciptakan landasan yang kokoh bagi sistem pendidikan vokasi yang mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai dengan kebutuhan industri,” imbuhnya.

Selain itu, Arsjad menekankan perlunya penyusunan kurikulum pendidikan vokasi yang berbasis kebutuhan industri, terutama dalam bidang teknologi digital dan ekonomi hijau. “Dengan begitu, lulusan pendidikan vokasi akan memiliki keterampilan yang relevan.”

Kekhawatiran serupa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di tengah perkembangan teknologi yang pesat juga diungkapkan oleh Bank Dunia dalam laporan berjudul World Development Report 2019: The Changing Nature of Work. 

Salah satu aspek utama dalam laporan tersebut adalah mengenai tantangan terbesar saat ini adalah untuk membekali generasi masa depan dengan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan mereka di masa yang akan datang.

Arsjad menyadari bahwa resesi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di perusahaan teknologi global dan regional telah menimbulkan kekhawatiran mengenai prospek pekerjaan di bidang teknologi. Namun, ia optimistis permintaan terhadap keterampilan digital tetap tinggi. 

Hal ini didukung oleh data Kementerian Ketenagakerjaan yang memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan terus meningkat hingga mencapai hampir 2 juta orang pada 2025.