Para pengunjung kafe di Jepang ini tidak diizinkan pergi sebelum pekerjaannya selesai dan selalu diawasi karyawan.
Dunia

Kafe di Jepang ini Tidak Izinkan Pengunjung Pulang Sebelum Selesai Kerja

  • Manuscript Writing Café, sebuah kafe di kota Tokyo, Jepang ini tidak mengizinkan pengunjung yang ingin bekerja di kafe untuk pulang sebelum tugasnya selesai.

Dunia

Fadel Surur

TOKYO - Manuscript Writing Café, sebuah kafe di kota Tokyo, Jepang ini tidak mengizinkan pengunjung yang ingin bekerja di kafe untuk pulang sebelum tugasnya selesai.

Saat tiba, pelanggan diminta menulis nama, target pekerjaan, dan perkiraan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. 

Kafe ini memiliki fasilitas lengkap yang mendukung produktivitas seperti WiFi kencang, tempat membuat teh dan kopi sendiri. 

Rata-rata pengunjung yang datang ke kafe adalah penulis, seniman, dan editor yang ingin fokus bekerja. 

Kafe ini didirikan oleh Takuya Kawai yang juga merupakan penulis dengan harapan dapat membantu orang-orang sepertinya bekerja dengan tenang. 

Ada beberapa pilihan ‘pengawasan’ yang ditawarkan kafe ini kepada para pengunjung. Pengunjung yang memilih pengawasan ringan akan diperiksa secara berkala, sementara untuk tingkat normal akan diperiksa setiap jam, dan pengunjung yang memilih pengawasan tingkat tinggi akan diawasi secara terus menerus dan memastikan tidak ada distraksi. 

“Sebenarnya bukan untuk mengawasi, saya di sini untuk mendukung mereka… Hasilnya pekerjaan yang dianggap akan selesai dalam sehari dapat tuntas dalam tiga jam, atau tugas yang seharusnya menghabiskan waktu tiga jam dapat selesai dalam satu jam,” ujar salah satu karyawan kafe. 

Biaya yang harus dibayar untuk bekerja di kafe itu adalah 150 yen atau setara Rp17 ribu (asumsi kurs Rp114,83 per yen) untuk 30 menit pertama dan kelipatannya. 

Menurut sang pemilik, bahkan ada beberapa pengunjung yang tetap bekerja walaupun sudah waktunya tutup. 

“Orang-orang mengaku puas saat mereka berhasil menyelesaikan pekerjaannya sebelum tenggat waktu atau dapat memenuhi batas jumlah kata per hari. Dan itu juga membuat saya senang,” kata sang pemilik berusia 52 tahun itu.