KAI
Korporasi

KAI Cari Utang Rp3 triliun, Ini Keperluannya!

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAII) atau KAI berencana untuk menerbitkan obligasi dan sukuk melalui instrumen obligasi dan sukuk senilai Rp3 triliun dengan tenor obligasi tiga tahun, lima tahun, dan tujuh tahun.
Korporasi
Liza Zahara

Liza Zahara

Author

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAII) atau KAI berencana untuk menerbitkan obligasi dan sukuk melalui instrumen obligasi dan sukuk senilai Rp3 triliun dengan tenor obligasi tiga tahun, lima tahun, dan tujuh tahun.

Direktur Utama Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo mengatakan, penawaran umum kali ini akan digunakan sebaik mungkin dalam peningkatan angkutan kereta api terdiri dari angkutan barang dan angkutan penumpang.

"Hal tersebut menjadi komitmen perseroan dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan sehingga kereta api menjadi ujung tombak transportasi massal yang bisa diandalkan dengan baik," kata Didiek dalam keteragan resmi, Jumat, 15 Juli 2022.

Penerbitan obligasi dan sukuk dilakukan dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) pada 14 Juli 2022. Dana yang terkumpul dari penawaran ini nantinya digunakan untuk mengembangkan angkutan batu bara Sumatra bagian selatan senilai Rp1,825 triliun.

Kemudian, digunakan untuk pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana Kereta Api Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) senilai Rp185 miliar.

Obligasi dan Sukuk terdiri dari seri A dengan jangka waktu lima tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan sukuk 7,45%-8,10% per tahun. Sedangkan seri B berjangka waktu tujuh tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan/atau sukuk7,80%-8,5-% per tahun.

Untuk bunga obligasi dan sukuk akan dibayarkan triwulan 30/60 sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi dan sukuk.

Rencana Penggunaan Dana

Di sisi lain, penggunaan dana hasil dari penawaran umum ini salah satunya pengembangan Sumatra bagian selatan dengan rencana pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) yang mengandalkan batu bara.

Sinergi yang dilakukan antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN KAI dengan PT Bukit Asam (PTBA) Tbk, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PPLN) bertujuan untuk mendukung ketahanan energi nasional.

Sementara itu, KAI juga akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapsitas lintasan kereta api sehingga lebih banyak perjalanan yang ebroperasi.

KAI juga melakukan pengembangan pada fasilitas pertawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan volume angkutan barang yang dilaksanakan.

Untuk pengadaan sarana KA BIAS akan diadakan sebanyak empat trainset dengan masing-masing trainset terdiri dari empat unit kereta.

Dengan adanya pengembangan KA BIAS untuk mendukung rencana pemerintah dalam Proyek Strategi Nasioanal (PSN) pada pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju bandara.

KA BIAS menghubungkan stasiun Bandara Internasional Adi Soemarmo, Kadipiro, Solo Balapan, Magowo, Yogyakarta, Water, Kedudung, Purwosari, dan Klaten