PT KAI tengah membenahi kursi kereta kelas ekonomi di Balai Yasa Manggarai.
Korporasi

KAI Ganti Kursi Kereta Kelas Ekonomi jadi Lebih Mewah dan Empuk

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memodifikasi kursi, interior hingga toilet kereta kelas ekonomi menjadi lebih nyaman dan mewah.
Korporasi
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memodifikasi kursi, interior hingga toilet kereta kelas ekonomi menjadi lebih nyaman dan mewah. Kebijakan itu menjadi bagian program peningkatan pelayanan KAI untuk kereta kelas ekonomi non subsidi (komersial). 

Informasi yang dihimpun TrenAsia, kursi terbaru di KA ekonomi saat ini tak lagi tegak lurus, melainkan dapat diputar dan disandarkan seperti kursi pada KA eksekutif. Sandaran juga lebih mewah dan empuk. Modifikasi tersebut membuat jumlah kursi di kereta yang awalnya 80 tempat duduk kini menjadi 72 tempat duduk. 

VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus, mengatakan modifikasi interior kereta beserta kursi tengah dilakukan di Balai Yasa Manggarai. Menurut Joni, langkah itu sebagai bentuk peningkatan pelayanan pada pelanggan KA ekonomi. “Sudah ada empat gerbong kereta ekonomi yang dimodifikasi pada tahap awal,” ujar Joni dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 27 Mei 2023. 

Toilet Jongkok jadi Duduk

Selain pembenahan kursi, PT KAI membenahi interior kereta dengan penambahan Public Information Display System (PIDS) yang dapat menampilkan jam dan suhu. Bentuk bagasi dan nuansa interior juga dibikin mirip dengan kereta eksekutif. 

Tak hanya itu, modifikasi juga menyentuh fasilitas toilet. Kereta kelas ekonomi kini memiliki toilet duduk dengan sentuhan mewah. Joni mengatakan waktu operasional gerbong dengan fasilitas baru ini masih dalam kajian manajemen. “Yang pasti, dalam waktu dekat pelanggan kereta ekonomi akan merasakan pengalaman yang berbeda dan pastinya lebih nyaman,” jelasnya.

Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, mengatakan perusahaan memang tengah melakukan perbaikan signifikan untuk kereta kelas ekonomi. “Kami ingin mengonversi seluruh KA ekonomi agar lebih manusiawi,” ujar Didiek.