Kala Bisnis Perbankan Asing Rontok, Deutsche Bank Suntik Modal Senilai Rp10 Triliun
- Deutsche Bank meningkatkan investasi pada kantor cabangnya di Indonesia guna meningkatkan kinerja bisnis dan layanan kepada nasabah.
Perbankan
JAKARTA - Di tengah penurunan bisnis sejumlah bank asing di Tanah Air, perbankan asal Jerman, Deutsche Bank meningkatkan investasi pada kantor cabangnya di Indonesia guna meningkatkan kinerja bisnis dan layanan kepada nasabah.
Berdasarkan keterangan resmi yang dipublikasikan pada Rabu, 20 Desember 2023, Deutsche Bank telah melaporkan peningkatan modal lokal menjadi €600 juta atau Rp10 triliun untuk mendukung kegiatan bisnisnya di Indonesia.
Selain meningkat dua kali lipat dari sebelumnya, hal ini juga merupakan kali ketiga Deutsche Bank melakukan penambahan modal di Asia Pasifik tahun ini, setelah sebelumnya melakukan investasi di Vietnam dan Korea Selatan.
- Aturan Ganjil-Genap Tak Berlaku pada Libur Natal 25-26 Desember
- PTPP Kebut 5 PSN Kelar di 2024
- Perubahan Strategi Pedagang China dan Dampaknya pada Tren Deflasi
CEO Deutsche Bank untuk Asia-Pasifik, Eropa, Timur Tengah & Afrika (EMEA) dan Jerman serta Anggota Dewan Manajemen Alexander von zur Muehlen mengatakan Deutsche Bank memang memilih untuk terus berinvestasi di Asia Pasifik dan berekspansi ke pasar yang semakin strategis bagi klien.
"Kami juga melihat peluang jangka panjang di Indonesia, yang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip pada Kamis, 21 Desember 2023.
Menurutnya, terdapat faktor-faktor keunggulan Indonesia yang kuat seprti dalam hal sumber daya, dilengkapi dengan fokusnya pada industri-industri baru seperti teknologi dan manufaktur kendaraan listrik, serta reformasi struktural dan transformasi ekonomi.
"Kami yakin akan masa depan Indonesia dan akan terus berkembang bersama klien kami di sini," katanya.
Sementara itu, Chief Country Officer Deutsche Bank untuk Indonesia Siantoro Goeyardi mengatakan peningkatan modal akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis bank ini, memungkinkannya untuk menyediakan lebih banyak layanan kepada nasabah.
"Tambahan modal ini merupakan wujud atas keberhasilan kami hingga sekarang dan potensi berkelanjutan untuk ke depannya. Ini [tambahan modal] menggarisbawahi pentingnya Indonesia, yang merupakan landasan kawasan Asean bagi Deutsche Bank secara global dan klien kami," katanya.
Asal tahu saja, Deutsche Bank telah beroperasi di Indonesia selama 54 tahun. Bank ini menyediakan layanan perbankan korporasi kepada perusahaan multinasional, perusahaan besar lokal, serta lembaga keuangan di Indonesia. Layanan tersebut meliputi manajemen kas, FX, kustodian, dan pembiayaan perdagangan.
Deretan Perbankan Rontok
Walaupun Deutsche Bank menambah modal untuk kantor cabangnya di Indonesia, beberapa bank asing memilih untuk menjual bisnis mereka di pasar Indonesia. Misalnya, Commonwealth Bank of Australia (CBA) menjual PT Bank Commonwealth ke PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).
Kemudian adalah Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) yang juga menjual bisnis consumer banking ke PT Bank UOB Indonesia, yang efektif mulai November 2023.
Selain itu, Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah menyerahkan sejumlah portofolio bisnis konsumernya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), seperti kartu kredit dan kredit pemilikan rumah (KPR).
Jauh sebelumnya, tepatnya pada 2018 lalu, PT Bank ANZ Indonesia juga melepas divisi retail mereka ke PT Bank DBS Indonesia.
Meski begitu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan dengan adanya aktivitas penjualan lini bisnis bank-bank asing ini, arah bisnis bank asing malah akan semakin jelas.
"Segmen komersial dan korporasi milik bank asing akan lebih berkembang, termasuk institusional banking. Kemudian, karena mereka [bank asing] akan fokus di bisnis tersebut, jadinya bisa prospektif dan menyaingi bisnis [institutional banking] bank dalam negeri," tutur Amin beberapa waktu lalu.