Pembeli memilih miniatur gerbong kereta api di kios pedagang di kawasan Manggarai, Rabu, 1 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Kalah Modal, Transformasi Digital UKM Kalah dengan Perusahaan Kakap

  • Survei DBS Digital Readiness melaporkan, tranformasi digital pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) masih kalah dengan perusahaan besar

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Survei DBS Digital Readiness melaporkan, tranformasi digital pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) masih kalah dengan perusahaan besar. Alasannya adalah keterbatasan modal atau biaya untuk mendukung upaya tersebut. Padahal, sebagian besar UKM di wilayah Asia menyadari manfaat transformasi digital untuk bertahan dan berkembang.

“Tetapi, biaya untuk menerapkan teknologi baru dan persaingan ketat untuk bakat digital menghambat kemajuan mereka,” tulis Group Head of SME Banking, DBS, Joyce Tee dilansir dari riset terbaru, Rabu 22 September 2021.

Selain terkendala dana, DBS juga merekam, UKM mengalami hambatan terkait edukasi dan kepercayaan diri. Sehingga, peran mitra UKM seperti perbankan menjadi krusial untuk membantu pelaku usaha bertransformasi.

“Bank berperan tidak hanya untuk menyediakan solusi digital, tetapi juga sumber daya pendidikan yang mengajarkan bagaimana UKM harus memulai dan bagaimana cara untuk berkembang.”

Berdasarkan jenis kendalanya, UKM di Asia menyatakan biaya tinggi untuk menerapkan teknologi baru menjadi tantangan terbesar yakni (63%). Ketersediaan bakat digital (37%) dan masalah keamanan siber (23%).

Dalam hal kemajuan digital, UKM di Singapura adalah penentu kecepatan dengan 72% memiliki strategi transformasi digital. Diikuti Hongkong (47%), Tiongkok (44%), Taiwan (38%), India (25%) dan Indonesia (20%). 

Namun, segmen UKM di wilayah Asia tertinggal dari perusahaan besar dan pasar menengah dalam hal kesiapan digital. Dengan hanya empat dari 10 UKM (41%) memiliki rencana transformasi digital, dan satu dari 10 memiliki strategi digital yang diperjelas (12%).