Ilustrasi aset kripto.
Fintech

Kalahkan Emas dan Nasdaq, Bitcoin Jadi Aset dengan Pertumbuhan Terbaik pada Kuartal I-2023

  • Dikutip dari riset Coingecko, Bitcoin menjadi aset dengan kinerja terbaik di kuartal pertama tahun ini dengan pertumbuhan 72,4% secara year-to-date (ytd).

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Kripto Bitcoin (BTC) menjadi aset dengan pertumbuhan terbaik pada kuartal I-2023 dengan persentase yang bahkan mampu mengalahkan kinerja emas dan indeks saham Nasdaq. 

Dikutip dari riset Coingecko, Bitcoin menjadi aset dengan kinerja terbaik di kuartal pertama tahun ini dengan pertumbuhan 72,4% secara year-to-date (ytd).

Menurut data Coin Market Cap, pada perdagangan 31 Maret 2023, Bitcoin ditutup di posisi US$28.478 (Rp423,04 juta dalam asumsi kurs Rp14.855 per-dolar Amerika Serikat/AS).

Angka tersebut menunjukkan peningkatan drastis dari posisi Bitcoin pada 31 Desember 2022 di angka US$16.547 (Rp245,8 juta).

Kinerja Bitcoin mengalahkan saham Nasdaq yang mencatat pertumbuhan 15,7% dan emas yang mengalami kenaikan 8,4%.

Seiring dengan penguatan signifikan yang dialami oleh Bitcoin, kapitalisasi pasar aset kripto pun bertumbuh 48,9% ytd.

Pada akhir Desember 2022, kapitalisasi pasar kripto tercatat di angka US$829 miliar (Rp12,31 kuadriliun).  

Pada akhir kuartal I-2023, kapitalisasi pasar aset kripto meningkat drastis ke angka US$1,2 triliun (Rp17,82 kuadriliun).

Volume perdagangan harian pada kuartal I-2023 pun meningkat 30% dibanding kuartal IV-2022 ke angka US$77 miliar (Rp1,14 kuadriliun).

Volume perdagangan sudah meningkat sejak Januari 2023 saat pasar memasuki fase bullish dan kemudian melonjak pada awal Maret setelah krisis perbankan di AS terjadi.

Untuk diketahui, tahun 2022 bisa dikatakan sebagai masa-masa yang buruk untuk pasar kripto, yang mana sepanjang tahun tersebut Bitcoin mencatat penurunan hingga 64,2%.

Pada akhir Desember 2021, Bitcoin tercatat berada di posisi US$46.306 (Rp687,87 juta), dan nilainya menurun ke angka US$16.547 (Rp245,8 juta) pada akhir Desember 2022.

Ada sejumlah variabel yang berpengaruh pada buruknya kinerja Bitcoin sepanjang tahun 2022, di antaranya tragedi aset kripto Terra (LUNA) dan bangkrutnya beberapa bursa kripto , salah satunya FTX.

Akan tetapi, pada awal tahun 2023, Bitcoin dan aset kripto-kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya mengalami reli, dan salah satu faktor yang mendukungnya adalah ekspektasi terkait meredamnya agresivitas The Federal Reserve (The Fed) dalam mengerek suku bunga di tahun ini.

Selain itu, krisis perbankan yang terjadi di AS pun turut mendorong penguatan Bitcoin dan aset-aset lainnya seiring dengan melemahnya dolar AS.