<p>ilustrasi/indonesia.go,id</p>
Nasional & Dunia

Kalahkan India, Obligasi RI Terbaik di Emerging Asia

  • JAKARTA – Ekonom Bloomberg, Marcus Wong menyebut surat utang rupiah tumbuh 6% per November 2020. Kenaikan ini menjadikan Indonesia jawara di emerging marget, mengalahkan India dengan pertumbuhan di level 0,4%. Perbedaan tersebut telah menurunkan imbal hasil ekstra pada obligasi 10 tahun Indonesia dibandingkan India ke level terendah dalam sembilan bulan, dan membawa prospek paritas ke […]

Nasional & Dunia

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Ekonom Bloomberg, Marcus Wong menyebut surat utang rupiah tumbuh 6% per November 2020. Kenaikan ini menjadikan Indonesia jawara di emerging marget, mengalahkan India dengan pertumbuhan di level 0,4%.

Perbedaan tersebut telah menurunkan imbal hasil ekstra pada obligasi 10 tahun Indonesia dibandingkan India ke level terendah dalam sembilan bulan, dan membawa prospek paritas ke dalam pandangan.

“Dana global telah mengalir ke obligasi Indonesia sejak awal Oktober di tengah berakhirnya pemilihan umum Amerika Serikat,” kata Wong, dikutip dari Bloomberg, Jumat, 20 November 2020.

Tercatat, aliran masuk dan asing bersih ke sekuritas Indonesia telah mencapai US$1,9 miliar sejak akhir September. Aliran dana tersbeut ditetapkan sebagai arus masuk dua bulan terbesar dalam setahun terakhir.

Sentimen positif ini, kata Wong dipengaruhi harapan penyederhanaan birokrasi melalui pengesahan UU Cipta Kerja. Menurutnya, UU Cipta Kerja memicu optimisme untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi.

Pada saat yang sama, pemerintah dan bank sentral telah meredakan kekhawatiran tentang kemungkinan pengulangan program monetisasi utang tahun ini.

Tak ketinggalan, Wong merekam laju inflasi nasional terbilang sangat terkendali. Badan Pusat Statistik mencatat harga konsumen hanya naik 1,44% pada Oktober dibandingkan tahun lalu.

Dengan kata lain, angka inflasi tetap di bawah target Bank Indonesia sebesar 2%-4%.

“Kenaikan harga yang terkendali, ditambah dengan penguatan rupiah, memberikan kesempatan bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Kamis, penurunan pertama sejak Juli,” tambahnya.

Sebagai perbandingan, Bloomberg memperkirakan India akan mengalami defisit hingga 7,6% dari produk domestik bruto (PDB). Alias dua kali lipat lebih besar dari target pemerintah sebesar 3,5%.

Selain itu, inflasi tetap menjadi momok bagi investor obligasi India. Harga konsumen naik 7,61% pada Oktober secara tahunan.

Ini merupakan level tertinggi dalam enam tahun. Sementara pada bulan ketujuh telah melampaui batas atas target bank sentral.