<p>PT Kalbe Farma Tbk. tengah mengembangkan obat herbal sebagai produk imunomodulator herbal dalam penanganan pasien COVID-19. / Kalbe.co.id</p>
Industri

Kalbe Butuh Rp1 Triliun untuk Produksi 50 Juta Vaksin

  • JAKARTA – PT Kalber Farba TBK (KLBF) mengaku membutuhkan suntikan investasi senilai Rp500 miliar sampai Rp1 triliun untuk produksi 50 juta dosis vaksin COVID-19. Melansir laporan public expose di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 3 September, nilai investasi tersebut sangat tergantung pada jumlah vaksin yang harus disediakan. “Kami memerlukan dukungan serta peran pemerintah. Kami […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – PT Kalber Farba TBK (KLBF) mengaku membutuhkan suntikan investasi senilai Rp500 miliar sampai Rp1 triliun untuk produksi 50 juta dosis vaksin COVID-19.

Melansir laporan public expose di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 3 September, nilai investasi tersebut sangat tergantung pada jumlah vaksin yang harus disediakan.

“Kami memerlukan dukungan serta peran pemerintah. Kami juga perlu kepastian bahwa produk dapat diserap dengan baik,” Bernadus Karmin Winata, Direktur Keuangan Kalbe.

Mengenai kapasitas produksi vaksin, saat ini perseroan tengah berkomunikasi dengan sejumlah pihak. Sehubungan dengan itu, Bernadus menyampaikan pemikiran tahap pertama apakah Kalbe bakal impor 100% bahan baku dan melakukan fill and finish atau tidak.

Jika dalam fill and finish tahap pertama hanya dibutuhkan 1-3 juta dosis, maka Kalbe menyatakan sudah siap. Secara fasilitas maupun kesediaan, Kalbe dapat memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia karena perseoran memang telah memiliki prasarana fill and finish.

“Harus koordinasi dengan pemerintah, pada dasarnya pemerintah sendiri punya program vaksin,” tambah dia.

Selain mengembangkan vaksin, Kalbe juga mengakui sedang melakukan uji klinik 2 produk herbal di Wisma Atlet bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terkait produk herbal.

Bernadus melanjtkan sejatinya Kalbe telah melirik potensi produk herbal sejak 8-10 tahun lalu dan sejauh ini tela merilis produk H2 berbasis herbal dari Bintang Toedjoe.

“Melalui pelaksaan uji klinik ini, kami berharap dapat mengangkat produk herbal yang didasari pada data klinik untuk menunjang kesehatan.”