<p>PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)  / Dok. Kalbe Farma</p>
Tekno

Kalbe Farma Mulai Uji Klinis Vaksin COVID-19 Buatan Korsel di Indonesia

  • PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) memulai uji klinis tahap 2b/3 vaksin COVID-19 buatan Korea Selatan (Korsel), GX-19N, pada Juli 2021. Ini akan menjadi uji klinis vaksin tipe ini pertama kali di Indonesia setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Tekno
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) memulai uji klinis tahap 2b/3 vaksin COVID-19 buatan Korea Selatan (Korsel), GX-19N, pada Juli 2021. Ini akan menjadi uji klinis vaksin tipe ini pertama kali di Indonesia setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sebagai informasi, vaksin GX-19N dikembangkan oleh konsorsium Genexine, Binex, the International Vaccine Institute (IVI), GenNBio, the Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), and Pohang University of Science & Technology (POSTECH).

Vaksin ini sebelumnya sudah diuji klinis tahap 1 dan tahap 2a di Korea Selatan. Uji klinis tahap 2b/3 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga Turki, India, UAE, Meksiko, Peru, Kolombia, Malawi, Afrika Selatan, Cekoslovakia, dan Polandia. Sekitar 30.148 relawan akan terlibat dalam uji coba vaksin ini.

“Saat ini kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia masih belum cukup. Sebagai perusahaan kesehatan berbasis inovasi, kami berharap apa yang dilakukan Kalbe memberikan kontribusi terhadap pencegahan COVID-19 di Indonesia,” ujar Presiden Komisaris KLBF Irawati Setiady dalam siaran pers, dikutip Minggu, 11 Juli 2021.

Irawati mengatakan jika uji klinis vaksin ini berhasil, Genexine berkomitmen menyuplai 10 juta dosis vaksin dan dilanjutkan dengan transfer teknologi untuk produksi lokal.

“Uji klinik ini merupakan tahapan penting untuk mendapatkan data khasiat dan keamanan untuk mendukung proses registrasi vaksin COVID-19,” ujar Kepala BPOM Penny S. Lukito.

Penny berharap pelaksanaan uji klinik ini memenuhi betul aspek saintifik dan menjunjung tinggi etika penelitian sesuai dengan pedoman Cara Uji Klinik yang Baik.

Ketum Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin GX-19N Prof. dr. Iris Rengganis menyebutkan vaksin ini memiliki potensi yang sangat baik untuk memberikan proteksi terhadap berbagai varian virus COVID-19 dan juga kemungkinan jangka waktu proteksi yang lebih lama.

“Keamanan untuk vaksin GX-19N dilihat juga sangat baik karena tidak menggunakan viral vector dan adjuvant,” ujarnya.

Tidak seperti Sinovac yang menggunakan virus inaktif, vaksin GX-19N berbasis DNA yang mengkode lebih banyak protein virus sehingga berpotensi menghasilkan antibodi yang lebih tinggi dan bertahan lebih lama dalam tubuh. Hal ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap COVID-19.

Iris mengatakan vaksin GX-19N menunjukkan hasil yang aman dengan gambaran efek samping yang sifatnya ringan dan sementara dari data keamanan uji klinis tahap 1 dan 2a.

“Vaksin GX-19N juga berpotensi memberikan perlindungan terhadap bagian dari virus yang jarang bermutasi, sehingga vaksin GX-19N diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap varian-varian baru COVID-19,” tambah Iris.

Uji klinis vaksin GX-19N akan merekrut 1.000 subjek dengan lokasi pusat penelitian berada di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akan menjadi rumah sakit rujukan dan akan ada beberapa satelit yang tersebar di Jakarta, Depok, Bekasi, Yogyakarta, Solo, dan Klaten.

Selain itu, uji klinis ini juga bekerja sama dengan fakultas kedokteran lain, seperti Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Krida Wacana, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dan lain lain. (RCS)