Kalbe Farma Suntik Rp71,08 Miliar ke Produsen Vaksin Korea Selatan
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akhirnya buka suara soal investasinya ke SL Pogen Inc. (SLP) yang dilakukan pada 23 Juli 2021.
Korporasi
JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akhirnya buka suara soal investasinya ke SL Pogen Inc. (SLP) yang dilakukan pada 23 Juli 2021. KLBF mengungkapkan pihaknya mengeluarkan dana 5,58 miliar won Korea atau sekitar Rp71,08 miliar dalam transaksi tersebut.
Corporate Secretary KLBF Lukito Kurniawan Gozali mengungkapkan sumber dana terkait penyertaan modal ini berasal dari kas perusahaan. Dirinya mengatakan KLBF memang fokus mengembangkan vaksin dan produk biologi lainnya saat ini.
“Transaksi ini diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan kemampuan perseroan untuk mengembangkan produk vakin dan biologi untuk pasar lndonesia dan Asia Tenggara,” ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 12 Agustus 2021.
- BNPB Luncurkan Gerakan 'Mobil Masker' untuk Warga Jakarta
- Izin Usaha Dicabut OJK, LPS Siapkan Klaim Simpanan dan Likuidasi Nasabah BPR Utomo Widodo
- 8 start up Indonesia Masuk Daftar 100 Perusahaan Terkemuka Versi Forbes Asia
Sebagai informasi, SLP adalah perusahaan joint venture antara Genexine lnc. dan POSTECH Holdings Co., Ltd. yang didirikan berdasarkan hukum Republik Korea pada 15 Desember 2016.
“SLP memiliki bisnis kontrak pengembangan dan kontrak manufakturvaksin dan produk farmasi berbasis asam nukleat lainnya,” jelas Lukito.
Dalam penyertaan modal ini, KLBF tidak menjadi pengendali SLP dan juga laporan keuangan SLP tidak dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan KLBF.
Ada pun, strategi dari penyertaan modal ini adalah akes terhadap terhadap teknologi vaksin DNA dan memperoleh pembagian keuntungan di masa depan dari usaha patungan tersebut.
Sebelumnya, KLBF juga sudah memulai uji klinis vaksin GX-19N yang dikerjakan bersama Genexine dan POSTECH. Uji klinis tahap 2B/3 ini merupakan uji klinis pertama kali untuk vaksin tipe DNA di Indonesia.
Vaksin ini sebelumnya sudah diuji klinis tahap 1 dan tahap 2a di Korea Selatan. Uji klinis tahap 2b/3 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga Turki, India, UAE, Meksiko, Peru, Kolombia, Malawi, Afrika Selatan, Cekoslovakia, dan Polandia. Sekitar 30.148 relawan akan terlibat dalam uji coba vaksin ini.
Jika uji klinis vaksin ini berhasil, Genexine berkomitmen menyuplai 10 juta dosis vaksin dan dilanjutkan dengan transfer teknologi untuk produksi lokal.
Tidak seperti Sinovac yang menggunakan virus inaktif, vaksin GX-19N berbasis DNA yang mengkode lebih banyak protein virus sehingga berpotensi menghasilkan antibodi yang lebih tinggi dan bertahan lebih lama dalam tubuh. Hal ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap COVID-19.
Uji klinis vaksin GX-19N akan merekrut 1.000 subjek dengan lokasi pusat penelitian berada di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akan menjadi rumah sakit rujukan dan akan ada beberapa satelit yang tersebar di Jakarta, Depok, Bekasi, Yogyakarta, Solo, dan Klaten.
Selain itu, uji klinis ini juga bekerja sama dengan fakultas kedokteran lain, seperti Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Krida Wacana, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dan lain lain.