artileri ukraina.jpg
Dunia

Kaleidoskop Dunia 2024: Perang Terus Mengguncang Sejumlah Wilayah

  • Invasi Rusia ke Ukraina yang awalnya diperkirakan berlangsung cepat telah berubah menjadi perang gesekan yang memakan banyak korban.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Tahun 2024 masih menjadi waktu bergolak bagi dunia. Sejumlah perang belum menemukan jalan untuk perdamaian. 

Invasi Rusia ke Ukraina yang awalnya diperkirakan berlangsung cepat telah berubah menjadi perang gesekan yang memakan banyak korban. Di Timur Tengah, perang juga terus terjadi dan diwarnai penggulingan rezim Suriah yang mengejutkan

Berikut sejumlah catatan penting dunia yang terjadi di 2024

Perang Ukraina

Serangan Rusia ke Ukraina pada 2024 memasuki tahun ketika sejak dimulai pada Februari 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan apa yang disebut Operasi Militer Khusus dengan sejumlah tujuan. Mereka di antaranya demiliterisasi Ukraina, denazifikasi Ukraina dan netralitas abadi Ukraina. Secara praktis tujuan itu adalah untuk menguasai Ukraina sepenuhnya.

Memasuki tahun ketiga, perang tersebut belum mencapai tujuannya. Bahkan ketika Rusia telah menurunkan tujuannya. Moskow kini hanya bertujuan untuk menguasai 4 oblast atau wilayah di Ukraina Timur. Empat wilayah itu adalah Kherson, Zaphorizia, Donetks dan Luhanks. Hanya saja dari empat wilayah tersebut tidak ada satupun yang telah dikuasai pasukan Rusia sepenuhnya.

Tahun 2024 Ukraina membuat kejutan dengan melakukan serangan balasan ke wilayah Kursk Rusia. Pada Agustus pasukan mereka dengan cepat merebut sekitar 1000 km persegi wilayah yang berbatasan dengan Ukraina tersebut. Tujuannya untuk mengurangi tekanan pasukan Rusia yang terus maju di sejumlah garis pertempuran di Ukraina Timur. 

Sejumlah pihak menilai tujuan itu juga tidak tercapai. Pasukan Rusia terus maju di sejumlah wilayah. Namun upaya Rusia untuk merebut kembali Kursk juga belum berhasil meski telah mendesak mundur di beberapa tempat. Hingga saat ini diperkirakan sekitar 500 km persegi wilayah Kursk masih diduduki Ukraina.

Tahun 2024 juga diwarnai dengan perubahan kebijakan Amerika terkait perang tersebut. Gedung Putih akhirnya mengizinkan penggunaan senjata bantuan mereka untuk menyerang wilayah Rusia. Sesuatu yang sebelumnya dilarang. Hal ini membuat Rusia marah. Putin kemudian mengubah doktrin nuklirnya yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata tersebut. Rusia juga menanggapi serangan rudal Amerika di Rusia dengan memunculkan senjata baru yang disebut sebagai Oreshnik. Sebuah rudal balistik jarak menengah. Putin mengklaim tidak akan ada sistem pertahanan udara yang mampu mencegat senjatanya tersebut.

Di bagian lain 2024 juga ditandai dengan masuknya Korea Utara ke medan konflik. Tidak hanya mengirimkan senjata, Pyongyang juga mengirimkan pasukan untuk ikut bertempur. Sejak Desember mereka terdeteksi telah masuk garis pertempuran di wilayah Kursk.

Secara umum belum ada tanda-tanda kapan perang terbesar di Eropa setelah Perang Dunia II ini akan berakhir. Sementara sejumlah pihak memperkirakan korban di kedua belah pihak baik meninggal maupun terluka mencapai sekitar 1,5 juta orang.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih membawa harapan perang ini bisa berakhir. Selama kampanyenya Trump berjanji akan menyelesaikan perang itu dalam waktu 24 jam. Belum jelas apa yang akan dilakukan Trump.

Perang Israel-Hamas-Hizbullah

Perang berdarah di Gaza yang melibatkan Israel dan Hamas pecah sejak Oktober 2023 dan belum menemui titik henti. Israel terus membombadir wilayah tersebut. Puluhan ribu orang meninggal dan wilayah Gaza porak poranda. Upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata belum berhasil.

Di bagian lain pada 2024 Israel juga memperluas serangan mereka ke wilayah Lebanon. Tujuannya untuk mendesak mundur pasukan Hizbullah dari wilayah dekat perbatasan utara Israel. Seperti sebelumnya serangan dilakukan dengan brutal. Pada November 2024 akhirnya dicapai gencatan senjata antara kedua pihak.

2024 menjadi tahun sulit bagi Hamas dan Hizbullah. Mereka telah kehilangan sejumlah tokoh kuncinya . Hamas kehilangan pemimpin politiknya  Ismail Haniyeh. Dia terbunuh dalam serangan bom di Teheran pada 31 Juli.

Yahya Sinwar kemudian ditunjuk menggantikan Haniyeh. Tetapi sosok ini juga meninggal saat bertempur dengan Israel di Gaza pada 17 Oktober 2024.

Pergantian Rezim Suriah

Pada akhir November 2024 sejumlah kelompok oposisi Suriah membuat kejutan. Dipimpin oleh bersenjata yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mereka dengan cepat merebut sejumlah kota besar. Kemajuan mereka tidak terbendung hingga memaksa Presiden Bashar Al Assad akhirnya melarikan diri ke Rusia.

Apa yang terjadi dengan cepat di Suriah telah mengejutkan dunia. Hal ini merupakan perkembangan terakhir dari perang saudara Suriah yang telah berlangsung sejak 2011. Dipicu penanganan keras pemerintah Assad pada demonstran pro demokrasi, akhirnya banyak kelompok mengangkat senjata melawan pemerintah.

Pada sekitar 2015 posisi Assad sempat kritis hingga kemudian datang bantuan Rusia dan Iran. Pasukan oposisi akhirnya bisa dipukul mundur ke wilayah utara sekaligus menyelamatkan Assad dari kursi kepemimpinan. Sekitar 500.000 orang meninggal akibat perang saudara dan jutaan lainnya menjadi pengungsi yang tersebar di berbagai negara.

Tidak ada yang menduga pasukan oposisi ini kemudian bisa melakukan serangan balik yang cepat pada November. Rusia yang disibukkan dengan perang di Ukraina tidak bisa membantu. Posisi Iran juga sedang lemah karena kelompok yang didukungnya yakni Hizbullah telah terdegradasi karena perang dengan Israel. 

Penggulingan Assad tidak hanya mengakhiri kekuasaan yang dia pegang sejak tahun 2000, tetapi juga mengakhiri kekuasaan dinasti keluarganya. Assad naik ke tampuk pimpinan menggantikakn ayahnya, Hafiz al-Assad,  yang berkuasa sejak 1971. 

Tampilnya HTS ke pucuk pimpian Suriah membuat sejumlah negara dilematis. Ini karena HTS oleh banyak negara dimasukkan daftar teroris. Ini mengingat akar kelompok itu yang terkait dengan Al Qaeda. Namun pemimpinnya Muhammad al Golani telah memutuskan hubungan tersebut dan membawa HTS menjadi lebih moderat.