Kaleidoskop Ekonomi 2022: KTT G20, Panggung Indonesia Pimpin Dunia
- Indonesia telah berhasil mengadakan gelaran G20
Nasional
JAKARTA - Perekonomian menjadi salah satu hal penting dan utama dalam mengukur kondisi kelangsungan suatu negara, termasuk Indonesia. Mulai dari ekonomi mikro hingga cakupan ekonomi makro baik dari pertumbuhan investasi, angka penyerapan tenaga kerja, distribusi serta realisasi APBN, dan sebagainya.
Yang paling menarik beberapa waktu lalu Indonesia telah berhasil mengadakan gelaran G20. G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Pada akhir gelaran ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan hasil konkret dari KTT G20 Indonesia 2022, deklarasi dituangkan ke dalam 52 poin yang telah disetujui bersama melalui konsensus dengan seluruh negara-negara anggota G20.
- Survei: 61,4 Persen Masyarakat Percaya UU PDP Bisa Menjamin Perlindungan Data Pribadi
- 10 Pohon Natal Termahal di Dunia
- Cara Buat 2022 Recap Reels di Instagram
Jokowi menyoroti bahasan terkait perang yang terjadi di Ukraina, melalui konsensus seluruh negara yang ikut serta menyampaikan persetujuannya. Dan menyatakan bahwa Rusia telah melanggar batas wilayah dan integritas negara.
Selain itu Indonesia juga berhasil menghimpun dana untuk penanganan pandemi (pandemic fund) sebesar US$1,5 miliar atau setara dengan Rp2,3 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS)
Ada pembentukan dana operasionalisasi, resilience and sustainability trust di bawah IMF sejumlah US$81,6 miliar atau Rp1,27 kuadriliun untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis
Selanjutnya Indonesia memperolah dana untuk transisi energi (energy transition mechanism). Dana yang diterima Indonesia sebanyak US$20 miliar atau sekitar Rp310 triliun.
Selain Gelaran G20, Kira-kira apa saja peristiwa yang terjadi selama 2022 ini? Berikut TrenAsia rangkum ragam peristiwanya:
1. Kelangkaan Minyak Goreng
Awal mulanya dipicu oleh kenaikan Crude Palm Oil (CPO) di pasar Internasional sejak 2021, berimbas naiknya harga minyak goreng di ritel menembus Rp50.000 ke atas untuk kemasan dua liter.
Lalu disusul harga minyak goreng curah menembus Rp26.000 per liter. Akibatnya minyak goreng hilang dari peredaran dan sulit diperoleh masyarakat. Beragam cara telah dilakukan pemerintah mulai dari pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), memberlakukan kebijakan DMO,DPO bahkan pelarangan eskpor CPO sudah diberlakukan pemerintah.
Dugaan pemerintah ada permainan atau mafia migor yang menyembunyikan stok. Indrasari Wisnu Wardhana, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag ditetapkan menjadi tersangka kasus suap ekspor CPO dan produk turunannya bersama tiga perusahaan swasta yang bergerak dalam produksi minyak goreng.
Puncaknya Jokowi memutuskan melalukan pergantian Menteri Perdagangan dari M Lutfi menjadi Zulkifli Hasan, ketua PAN ini diminta mengatasi permasalahan hilangnya stok migor selama ini.
Melalui Zulhas pada Rabu 6 Juli 2022, Kementerian Perdagangan resmi meluncurkan minyak goreng kemasan rakyat dengan merek Minyakita yang dibanderol Rp14.000 per liter.
2. Kenaikan BBM Subsidi
3 September 2022, Akhirnya pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan solar. Selain itu BBM nonsubsidi Pertamax juga ikut naik.
Presiden Joko Widodo mengatakan, kenaikan ini dilakukan karena ingin mengalihkan subsidi BBM, yang berimbas naiknya harga BBM subsidi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menuturkan, sejumlah perubahan harga BBM. Perubahan itu yakni, Pertalite dari harga Rp7.600 menjadi Rp10.000.
Lalu Solar subsidi Rp5.150 menjadi Rp6.800. Pertamax nonsubsidi Rp12.500 menjadi Rp14.500. Sebelum menaikkan Pertalite pemerintah ingin membatasi pembelian BBM ini dengan aplikasi MyPertamina pada 1 Juli 2022 bagi pengguna yang sudah terdaftar pada sistem berbasis aplikasi MyPertamina.
Harapannya melalui MyPertamina penyaluran lebih tepat sasaran, namun hingga kini ganjalan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM diterbitkan.
3. Kenaikan Cukai
Pemerintah pada 3 November 2022 memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10% pada 2023 hingga 2024.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan lebih lanjut bahwa kenaikan tarif 10% CHT pada golongan sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), dan sigaret kretek pangan (SKP) akan berbeda sesuai dengan golongannya.
“Rata-rata 10%, nanti akan ditunjukkan dengan SKM I dan II yang nanti rata-rata meningkat antara 11,5 hingga 11,75 %. SPM I dan SPM II naik di 12% hingga 11%, sedangkan SKP I, II, dan III naik 5%,” tambah Sri.
4. Badai PHK
Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang 2022 terus menghantui, Shopee Indonesia,Tokocrypto, Indosat Ooredoo Hutchinson, Grabkitchen, JD.ID, Mamikos, TaniHub hingga Ruangguru melakukan aksi tersebut.
Para startup ini berdalih melakukan PHK akibat ketidakpastian kondisi global sehingga perlu melalukan perampingan karyawan.
5. Impor Beras
Beberapa waktu lalu, kisruh beda data dan kenaikan harga beras di Indonesia menjadi awa mula, pemerintah memberlakukan impor beras. Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mengungkapkan, total ketersediaan beras nasional per 2 Desember 2022 diangka 515.119 ton, yang mayoritas atau sekitar 514.160 ton berada di BUMN Bulog dan sisanya 959 ton di ID Food.
Akibatnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menaken izin impor dengan total sebanyak 500 ribu ton dan akan masuk secara bertahap sampai dengan Februari 2023 atau sebelum panen raya. Pada Jumat, 16 Desember 2022, pemerintah resmi mendatangkan 10.000 ton beras impor yang mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok dan Merak, masing-masing 5.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP).