Kaleidoskop Kripto 2024: Mulai Adopsi ETF hingga Dampak Terpilihnya Trump
- Tahun 2024 menjadi saksi perubahan besar dalam pendekatan institusi keuangan terhadap aset kripto. Bank-bank besar seperti JPMorgan Chase dan Goldman Sachs yang sebelumnya bersikap skeptis, kini aktif berperan dalam memasukkan aset digital ke dalam sistem keuangan tradisional.
Fintech
JAKARTA - Tahun 2024 mencatat sejarah penting bagi industri kripto dengan berbagai pencapaian baru dan lonjakan adopsi yang didorong oleh regulasi serta dukungan institusional.
Dari kemunculan ETF Bitcoin hingga peran pemerintahan dalam mendorong ekosistem digital, berikut adalah sorotan utama perkembangan kripto sepanjang tahun ini.
Adopsi Kripto Semakin Kuat Melalui ETF dan Portofolio Tradisional
Tahun 2024 menjadi saksi perubahan besar dalam pendekatan institusi keuangan terhadap aset kripto. Bank-bank besar seperti JPMorgan Chase dan Goldman Sachs yang sebelumnya bersikap skeptis, kini aktif berperan dalam memasukkan aset digital ke dalam sistem keuangan tradisional.
Momentum penting terjadi pada Januari ketika Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat menyetujui exchange-traded fund (ETF) Bitcoin untuk pertama kalinya.
Persetujuan ini memudahkan investor untuk mengakses kripto melalui instrumen keuangan yang lebih familiar dan aman. Tak lama berselang, berbagai ETF kripto lainnya menyusul disetujui oleh SEC.
- Kaleidoskop Nasional 2024: Dari Putusan MK, Jet Pribadi hingga Tapera
- BBRI Tetapkan Dividen Interim Rp20,33 T di Kuartal III 2024, Lebih Besar dari 2023
- Mobil Hybrid Dapat Insentif 3 Persen Mulai 2025
Saat ini, ETF Bitcoin telah mengumpulkan nilai aset sebesar US$113 miliar atau sekitar Rp1,8 ribu triliun, dengan lonjakan dana mencapai US$10 miliar (sekitar Rp160 triliun) setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS.
Adopsi ETF ini tidak hanya menguntungkan investor ritel tetapi juga memberikan legitimasi lebih bagi aset kripto di mata lembaga keuangan global. Hal ini menunjukkan bahwa aset digital semakin diterima sebagai instrumen investasi yang layak.
Regulasi Global Mengokohkan Legitimasi Kripto
Langkah-langkah konkret dari regulator di berbagai negara turut memperkuat fondasi industri kripto di tahun ini. Di Indonesia, peraturan terkait perdagangan aset digital semakin matang.
Salah satunya adalah pengakuan resmi bagi Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) seperti Luno, yang telah memperoleh Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dari Bursa Berjangka Aset Kripto Indonesia (CFX) serta Surat Persetujuan Anggota Kliring (SPAK) dari Kliring Komoditi Indonesia (KKI).
Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan investor lokal tetapi juga membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekosistem kripto di Indonesia secara bertanggung jawab.
Baca Juga: Kesadaran Kripto Meningkat di Indonesia, tapi Literasi Masih Jadi Tantangan
Kebijakan Pro-Kripto di Bawah Pemerintahan Trump
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS membawa angin segar bagi industri kripto. Sepanjang kampanye, Trump berjanji menjadikan kripto sebagai bagian penting dalam strategi ekonomi AS, termasuk menciptakan “cadangan Bitcoin strategis” dan memosisikan AS sebagai pusat kripto dunia.
Setelah terpilih, Trump mulai memenuhi janji tersebut dengan menunjuk tokoh-tokoh pro-kripto ke posisi kunci. Salah satu langkah signifikan adalah nominasi Paul Atkins sebagai ketua SEC. Atkins, yang pernah menjabat sebagai dewan komisaris SEC pada 2002-2008, dikenal sebagai pendukung industri kripto dan aktif di organisasi blockchain, Token Alliance, sejak 2017.
Kebijakan ini memicu optimisme besar di kalangan investor dan pelaku industri kripto, yang melihat kepemimpinan pro-kripto sebagai pendorong adopsi lebih luas di masa depan.
Suku Bunga Rendah dan Dampaknya pada Aset Kripto
Kebijakan moneter AS turut memainkan peran penting dalam pertumbuhan aset kripto di tahun ini. US Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 0,5% pada September, mengakhiri periode panjang suku bunga tinggi yang bertujuan mengatasi inflasi. Pemotongan tambahan sebesar 0,25% dilakukan pada November, dengan prediksi suku bunga rendah akan terus berlanjut hingga 2025.
Pelonggaran kebijakan moneter ini memberikan dorongan positif bagi aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan kripto. Secara historis, periode suku bunga rendah cenderung mendorong minat investor untuk beralih ke instrumen dengan potensi keuntungan lebih tinggi.
Namun, investor tetap diingatkan untuk memantau perkembangan inflasi, karena kebijakan ini masih bergantung pada kondisi ekonomi global.
- Sekuritas Ini Rekomendasikan Saham Emas dengan Potensi Cuan di 2025, Ada BRMS dan MDKA
- Saham BBCA dan BMRI di PBV Menarik, Saatnya Investasi Jangka Panjang?
- 16 Daftar Promo Makanan Minuman 12.12 Desember 2024
Popularitas Memecoin Meningkat Drastis
Di tengah tren serius adopsi kripto, memecoin kembali mencuri perhatian di tahun 2024. Dogecoin, sebagai pelopor memecoin, berhasil mencatat kenaikan nilai hingga tiga kali lipat sepanjang tahun ini. Dukungan dari tokoh berpengaruh seperti Elon Musk menjadi salah satu pendorong utama lonjakan tersebut.
Tidak hanya Dogecoin, memecoin lain seperti Shiba Inu dan Pepe juga menunjukkan performa yang mengesankan. Menariknya, meskipun berawal dari lelucon, aset-aset ini berhasil menarik minat investor dan membangun kapitalisasi pasar yang signifikan. Saat ini, Dogecoin bahkan masuk dalam 10 besar aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi.
Pepe, memecoin yang terinspirasi dari meme kodok populer, berhasil menembus posisi 20 besar dan melampaui kripto veteran seperti Litecoin. Fenomena ini menunjukkan bahwa memecoin masih memiliki potensi pertumbuhan jika tren positif ini terus berlanjut.