<p>Emiten alat berat PT United Tractors Tbk. membagikan dividen kepada pemegang saham. / Facebook @ptunitedtractorstbk</p>
Korporasi

Kantongi Pendapatan Rp37,3 Triliun, Laba Bersih United Tractor (UNTR) Naik 11 Persen

  • Pendapatan serta laba bersih perseroan kompak naik pada paruh pertama tahun ini.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat laporan keuangan positif sepanjang semester I-2021. Pendapatan serta laba bersih perseroan kompak naik pada paruh pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangannya, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) tersebut mengantongi pendapatan bersih sebanyak Rp37,3 triliun. Jumlah ini naik sekitar 12% year-on-year (yoy) dari Rp33,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Segmen usaha mesin konstruksi menjadi penyumbang terbesar dengan persentase 41% terhadap pendapatan bersih konsolidasian. Di susul oleh segmen konstruksi sebesar 25%. Lalu, pertambangan batu bara, pertambangan emas, serta industri konstruksi masing-masing menyumbang 20%, 12% dan 2%.

Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih perseroan pada semester I-2021 turut meningkat 11% yoy menjadi Rp4,5 triliun dari sebelumnya Rp4,1 triliun. Hal ini diikuti oleh naiknya laba per saham UNTR secara tahunan dari Rp1.089 menjadi Rp1.211.

Presiden Direktur United Tractors, Frans Kesuma mengatakan  peningkatan aktivitas di berbagai sektor pengguna alat berat dan peningkatan harga komoditas berdampak pada membaiknya kinerja perseroan sampai dengan semester pertama tahun 2021.

Bahkan, capaian tersebut lebih baik dibandingkan dengan periode enam bulan pertama tahun lalu. Kendati begitu, ia bilang kondisi perekonomian untuk sisa tahun ini diperkirakan akan tetap menantang, mengingat ketidakpastian akibat dampak dari pandemi COVID-19 yang masih berlanjut. 

“Namun dengan tren harga komoditas yang diperkirakan masih positif hingga akhir tahun, perseroan tetap optimistis  target yang sudah ditetapkan dapat tercapai,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis, 30 Juli 2021.

Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 60% menjadi 1.361 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 853 unit. 

Pendapatan UNTR dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami peningkatan sebesar 8% menjadi Rp3,6 triliun. 

Berdasarkan riset pasar internal, pangsa pasar Komatsu sebesar 22%. Penjualan UD Trucks mengalami peningkatan dari 94 unit menjadi 289 unit, dan penjualan produk Scania naik dari 100 unit menjadi 346 unit. 

Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi naik sebesar 29% menjadi Rp9,4 triliun dibandingkan Rp7,3 triliun pada periode yang sama tahun 2020.

Kontraktor Penambangan

Segmen usaha kontraktor penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan Juni 2021, PAMA membukukan pendapatan bersih sebesar Rp15,4 triliun, naik 3% dari Rp15,1 triliun pada periode yang sama pada tahun 2020. 

PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 3% dari 56,0 juta ton menjadi 57,6 juta ton. Namun volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 3% dari 421,0 juta bcm menjadi 409,1 juta bcm.

Pertambangan Batu Bara

Segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan Juni 2021 total penjualan batu bara mencapai 6,3 juta ton, termasuk 1,4 juta ton batu bara metalurgi.

Jumlah tersebut meningkat 12% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar 5,6 juta ton. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan dan rata-rata harga jual, pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara naik sebesar 23% menjadi Rp7,5 triliun.

Pertambangan Emas

Segmen usaha pertambangan emas perseroan dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Juni 2021, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 176 ribu ons.

Angka tersebut turun 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebanyak 186 ribu ons. Namun, pendapatan bersih naik 7% dari Rp4,0 triliun menjadi sebesar Rp4,3 triliun karena meningkatnya rata-rata harga jual untuk emas.

Industri Konstruksi

Selanjutnya, segmen usaha industri konstruksi UNTR dioperasikan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Hingga Juni 2021, segmen usaha ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp636 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp746 miliar pada periode yang sama tahun 2020.

ACSET mencatat rugi bersih sebesar Rp153 miliar karena situasi COVID-19 yang berdampak pada proyek yang sedang berjalan. Hal ini sekaligus mengurangi peluang proyek yang dapat diraih oleh anak usaha UNTR tersebut.

Energi

PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan perseroan saat ini sedang membangun pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Per akhir Juni 2021, progres pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 99%. 

BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.