Bank Neo Commerce di kawasan ITC Fatmawati Jakarta Selatan, Senin 20 September 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Kantongi Restu OJK, Bank Neo Commerce (BBYB) Siap Rights Issue Rp2,5 Triliun

  • PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menerbitkan paling banyak 1,92 miliar saham baru dalam rights issue.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan pernyataan efektif atas aksi korporasi rights issue emiten perbankan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). BBYB akan menerbitkan paling banyak 1,92 miliar saham baru dalam rights issue tersebut.

Jumlah saham baru yang ditebar BBYB itu setara 20,45% dari modal ditempatkan dan disetor BBYB. Dengan mematok harga pelaksanaan Rp1.300 per lembar, bank yang dikuasai Akulaku ini membidik dana Rp2,5 triliun. 

Skema rights issue-nya adalah, setiap pemegang saham yang memiliki 35 saham lama yang namanya tercatat dalam DPS (Daftar Pemegang Saham) pada tanggal 30 November 2021 pukul 16:00 WIB mempunyai 9 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru.

“Dana rights issue ini akan digunakan perseroan untuk memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun. Dengan tambahan Rp2,5 triliun, syarat modal inti tersebut sudah terpenuhi,” kata Direktur Utama (Dirut) BBYB Tjandra Gunawan saat dikonfirmasi TrenAsia.com, Senin, 22 November 2021.

Adapun tanggal pencatatan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 2 Desember 2021, sedangkan periode perdagangan HMETD pada 2-8 Desember 2021. 

Hingga kuartal III-2021, BBYB mencatatkan kerugian sebesar Rp264 miliar. Tjandra bilang investasi teknologi yang membengkak menjadi asal muasal BBYB masih merugi hingga sembilan bulan pertama tahun ini.

Di samping itu, kinerja intermediasi di Bank Neo Commerce mulai menunjukkan penguatan. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit yang tumbuh 4,83% year-to-date (ytd) menjadi Rp3,84 triliun per kuartal III-2021.

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Neo melejit 69,3% ytd menjadi Rp6,67 triliun. Sementara total aset ikut terdorong 49,16% menjadi Rp8,08 triliun. 

Di samping itu, BBYB masih menjadi bank digital terdepan yang berhasil menggaet pengguna melalui mobile banking Neo+. Jumlah unduhan aplikasi yang dikembangkan BBYB itu telah menyentuh 10 juta kali. Tidak hanya dari jumlah unduhan, Neo+ juga menyabet gelar top chart in finance category di Playstore dan AppStore. 

Hanya ada Jenius milik PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang menyaingi jumlah unduhan Neo+, yakni 5 juta+ unduhan. Sementara itu, Jago milik PT Bank Jago Tbk (ARTO) menyusul dengan 1 juta+ unduhan.

Selanjutnya, ada produk yang diklaim sebagai financial super app Livin' By Mandiri milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan 500.000+ unduhan. Adapun MotionBanking milik PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan Wokee milik PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) masing-masing telah diunduh 100.000+ dan 50.000+ kali.

Sebelumnya, PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku) baru saja ditetapkan menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) BBYB dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 Oktober 2021.