Kantor Cabang BRI Susut, Agen BRILink Jadi Pilar Inklusi Keuangan
- Sunarso menggambarkan Agen BRILink sebagai replikasi layanan kantor cabang dalam format yang lebih sederhana dan terjangkau.
Bursa Saham
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menunjukkan langkah strategis dalam merespons dinamika kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi digital. Dengan mengurangi jumlah kantor cabangnya secara signifikan, BRI kini memfokuskan layanannya melalui Agen BRILink sebagai ujung tombak perluasan inklusi keuangan.
Hingga September 2024, jumlah kantor cabang BRI tercatat sebanyak 7.594, mengalami penurunan dari 9.030 pada 2020. Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan bahwa perubahan ini merupakan bagian dari strategi untuk lebih mendekatkan layanan kepada masyarakat secara efisien.
“Kita sering menyebut bahwa ekonomi sekarang sepenuhnya digital. Namun, realitasnya tidak sepenuhnya demikian. Masyarakat di pelosok desa atau gang perkotaan lebih memilih pergi ke warung daripada ke cabang bank,” ungkap Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR, 13 November 2024.
- Viral Pria Rendahkan Siswa di Surabaya, Bagaimana Konsekuensi Hukumnya?
- Pre-Booking Hyundai All New Tucson Dibuka, Kisaran Harga Rp 600 Jutaan
- Tegas! Menperin Beri 3 Syarat Buat iPhone 16 Masuk RI
Sunarso menggambarkan Agen BRILink sebagai replikasi layanan kantor cabang dalam format yang lebih sederhana dan terjangkau. Agen-agen ini, yang meliputi warung, toko kelontong, dan usaha kecil lainnya, memungkinkan layanan perbankan menjangkau wilayah yang sebelumnya sulit diakses.
Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2015 dengan hanya 75.000 agen, jumlah Agen BRILink kini telah melonjak menjadi 1,022 juta agen di seluruh Indonesia. Agen-agen ini berperan sebagai perantara bagi masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi perbankan, seperti tarik tunai, setor tunai, transfer, dan pembayaran.
“Dengan konsep ini, kita tidak hanya memperluas jangkauan layanan, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal. Setiap agen mendapatkan tambahan penghasilan dari fee transaksi. Kami menargetkan satu agen mampu melayani hingga 350 kepala keluarga (KK),” jelas Sunarso.
Transformasi Digital dan Inklusi Keuangan
Agen BRILink tidak hanya menjadi solusi akses layanan perbankan, tetapi juga simbol transformasi digital BRI. Walaupun hubungan antara agen dan nasabah tetap dilakukan secara langsung (face-to-face), operasional antara agen dan bank telah sepenuhnya didigitalisasi.
Model ini memungkinkan BRI menghadirkan pendekatan yang lebih efisien dalam berbagi manfaat ekonomi berbasis komunitas (sharing economy). Sunarso menekankan bahwa pendekatan ini mampu menjawab tantangan dalam menjangkau masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan formal, tanpa mengabaikan pentingnya interaksi personal.
Pertumbuhan jumlah Agen BRILink diiringi dengan peningkatan volume transaksi. Pada tahun lalu, total transaksi yang dilakukan melalui Agen BRILink mencapai Rp1.400 triliun. Hingga September 2024, nilai tersebut telah mencapai Rp1.170 triliun, mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap layanan ini.
Strategi ini tidak hanya mendorong inklusi keuangan, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru di tingkat lokal. Agen BRILink memberikan manfaat langsung kepada pelaku usaha kecil yang menjadi agen, sekaligus mendekatkan layanan finansial kepada masyarakat yang sebelumnya sulit dijangkau.
Masa Depan Layanan Perbankan BRI
Ke depan, BRI berkomitmen untuk terus mengembangkan Agen BRILink sebagai bagian dari transformasi digitalnya. “Kita tidak bisa membendung perkembangan digital. Namun, hubungan personal tetap menjadi kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat,” tegas Sunarso.
Dengan strategi ini, BRI tidak hanya mampu bersaing di era digital, tetapi juga mempertahankan relevansinya di tengah kebutuhan masyarakat akan layanan perbankan yang inklusif, efisien, dan personal. Agen BRILink menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat memberdayakan, bukan menggantikan, interaksi manusia dalam dunia perbankan.