atmaca.jpg
Tekno

Kapal Perang Indonesia akan Gendong Rudal Atmaca, Bagaimana Dibanding Harpoon?

  •  JAKARTA- Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dilaporkan sedang mempersiapkan pengadaan Rudal Anti Kapal ATMACA buatan Turki. Rudal disebut akan diintegrasika

Tekno

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dilaporkan sedang mempersiapkan pengadaan Rudal Anti Kapal Atmaca buatan Turki. Sejumlah media di Indonesia dan Turki menyebutkan, rudal disebut akan diintegrasikan ke 41 kapal perang milik INdonesia.

Roketsan dan Kementerian Pertahanan Indonesia menandatangani kontrak pasokan Rudal Atmaca pada November 2022. Menurut informasi yang berkembang  rudal akan diintegrasikan ke Korvet Kelas Fatahillah, Kapal Patroli Kelas FPB-57, dan Korvet Kelas Parchim. Jika rencana tersebut terealisasi, Angkatan Laut Indonesia akan menjadi negara pertama di luar Turki yang menggunakan Atmaca .

Atmaca bisa dikatakan sebagai pesaing terbaru rudal antikapal Harpoon buatan Amerika. Lantas bagaimana perbandingan keduanya?

Atmaca  yang bisa diterjemahkan sebagai Hawk dalam bahasa Inggris adalah rudal jelajah anti-kapal jarak jauh. Rudal ini   Roketsan dan dimaksudkan untuk secara bertahap menggantikan Harpoon yang digunakan Turki.Sekitar 350 Harpoon diperkirakan dimiliki Turki.

Angkatan Laut Turki memulai program rudal jelajah permukaan-ke-permukaan pada tahun 2009. Sebagai kontraktor utama, Roketsan memulai studi desain pada bulan September 2012.

Uji coba peluncuran kapal pertama terjadi pada November 2019 menggunakan korvet TCG Kinaliada. Berbagai pengujian dilakukan dalam berbagai skenario, termasuk penembakan tanpa GPS dan beroperasi di lingkungan yang sarat dengan peperangan elektronik.  Tes akhir berakhir pada Juni 2021, dan rudal tersebut mencapai kemampuan operasional awal. Sejauh ini baru Angkatan Laut Turki yang menggunakan rudal tersebut. Belum ada sumber yang menyebutkan perkiraan harga dari rudal tersebut.

Harpoon, di sisi lain adalah rudal anti-kapal yang paling umum digunakan di Barat. Rudal ini dibangun McDonnell Douglas  yang sekarang menjadi bagian dari Boeing. Sejak diproduksi tahun 1975, lebih dari 7.000 unit telah diproduksi. 

Rudal melengkapi ratusan kapal di seluruh dunia dengan harga yang relatif murah sekitar US$1,5 juta. Sistem senjata ini serba guna, juga mampu diluncurkan dari pesawat terbang, truk, dan kapal selam.   

Saat ini sekitar 30 negara menggunakan Harpoon. Mereka Australia, Korea Selatan, Kanada, Brasil, Arab Saudi, Pakistan, Mesir, Amerika Serikat, Taiwan, Jerman, Turki, Israel, India, Jepang, dan Inggris.

Fakta yang sedikit diketahui tentang rudal ini adalah bahwa rudal ini awalnya dikembangkan sebagai senjata melawan kapal selam. Dengan kemampuan sea skimming, kapal ini awalnya dimaksudkan untuk menghancurkan kapal diesel yang sedang mengisi ulang baterainya di permukaan. 

Rudal Harpoon/US Navy

Spesifikasi Rudal

Dari sisi spesifikasi kedua rudal memiliki sejumlah perbedaan. Atmaca memiliki panjang 4.3-5.2 meter. Sementara Harpoon lebih pendek yakni  3,9-4,6 meter. Meski lebih panjang berat Atmaca lebih ringan yakni 750 kg . Dibandingkan Harpoon 1.160 kg

Data yang diambil dari Defense News menunjukkan, Atmaca juga unggul dalam jangkauan yang mencapai 220. Harpoon di sisi lain memiliki daya gempur  124 km. Tetapi  untuk Harpoon varian Block II + ER jangkauannya sekitar 248 km. Sementara Atmaca dengan pencari radar aktif dikatakan memiliki jangkauan 250 kilometer.

Atmaca juga bisa melaju lebih cepat yakni pada kisaran 0,85 hingga 0,95 mach atau sekitar 1.100 km per jam. Sedangkan kecepatan terbang Harpoon 0,5 mach atau sekitar 617 km/jam.

Hulu ledak yang dibawa Atmaca lebih ringan yakni 220 kg. Dibandingkan harpoon 224 kg. Lebih ringannya hulu ledak dikompensasi dengan jenis hulu ledak Atmaca yang lebih mematikan. Atmaca menggunakan jenis hulu ledak high esplosive fragmentation effectiv pentration. Sementara Harpoon menggendong hulu ledak   pentration, high esplosive blass.

Dalam hal panduan Atmaca menggunakan Global Positioning System (GPS), Inertial Navigation System (INS), Barometric Altimeter dan Radar Altimeter. Panduan ini memberikan kemampuan penelusuran di laut. 

Pada fase terminal, sistem mengaktifkan pencari RF untuk akurasi maksimum. Rudal memiliki tautan data  modern untuk pembaruan target, serangan ulang, dan kemampuan pembatalan misi. Tautan data memastikan pembaruan target jika diperlukan serta serangan ulang atau misi dibatalkan. 

Harpoon menggunakan panduan yang mirip yakni GPS dan inersia. Hanya saja rudal ini menggunakan radar aktif.  

Rudal juga disebut memiliki keandalan dan kemampuan bertahan, tautan data  yang memungkinkan pembaruan dalam penerbangan, peningkatan selektivitas target, opsi pembatalan, dan penyempurnaan, serta tahan terhadap tindakan penanggulangan elektronik.

Dalam hal pengalaman tempur tentu saja Atmaca jauh di bawah Harpoon. Wajar mengingat Atmaca adalah rudal baru. Harpoon pertama kali digunakan dalam pertempuran pada tahun 1980 dalam Perang Iran-Irak. Sejak itu, senjata ini juga telah digunakan dalam konflik Amerika-Libya tahun 1986, dan operasi Amerika di Teluk Persia tahun 1988.