Kapal Perang Rusia di Laut Hitam Eksodus
- Kapal armada Laut Hitam Rusia meninggalkan pangkalan mereka di Novorossiysk secara massal pada pada 11 Januari 2023 pagi.
Dunia
NOVOROSSIYSK -Kapal armada Laut Hitam Rusia meninggalkan pangkalan mereka di Novorossiysk secara massal pada pada 11 Januari 2023 pagi. Ini sangat tidak biasa dan mungkin menunjukkan operasi yang sedang berlangsung.
Pakar perang laut H.I Sutton di Naval News mengkonfirmasi eksodus tersebut. Kelompok itu termasuk kapal pendarat Pyotr Morgunov. Kelas Project 11-711 Ivan Gren ini menjadi kapal amfibi terbesar di Laut Hitam.
Kelompok yang bergerak juga terdiri dari tiga kapal selam kelas Project 636.3 Improved-Kilo yang ada di pangkalan tersebut. Analisis menunjukkan bahwa kapal perang lain juga berlayar, hanya menyisakan beberapa kapal perang dan kapal pendukung di pelabuhan. Sepertinya Novorossiysk sedang dalam kondisi paling lengang selama berbulan-bulan.
Baru-baru ini Pyotr Morgunov membawa pasokan dari Rusia ke Sevastopol setelah serangan di Jembatan Kerch 8 Oktober 2022. Meskipun Rusia telah melakukan beberapa perbaikan, kapasitas jembatan tetap terbatas. Ini menjadikan kapal pendarat Angkatan Laut Rusia telah digunakan sebagai transportasi.
- Alfamidi Bakal Lakukan Rights Issue dan Stok Split Secara Bersamaan
- Kerap Dianggap Membawa Kesialan, Ternyata Ini Efek Fenomena Hari Jumat Tanggal 13
- Agar Tidak Makin Boros, Ini Cara Berhenti Menghabiskan Banyak Uang Hanya untuk Beli Makanan
Namun pelayaran kapal selam secara bersamaan menunjukkan bahwa ini mungkin lebih dari sekedar misi pasokan.
Salah satu penjelasannya mungkin bahwa keluarnya secara massal kapal-kapal ini mungkin merupakan latihan untuk menguji kesiapan awak. Atau mungkin tindakan pencegahan terhadap ancaman yang masuk.
Pangkalan tersebut sejauh ini tidak berada dalam jangkauan drone udara Ukraina. Tetapi berada dalam jangkauan drone maritim Ukraina.Ini adalah perahu kecil tanpa awak yang sarat dengan bahan peledak.
Mereka menjadi terkenal karena serangan di Sevastopol pada 29 Oktober. Salah satu drone menghantam Novorossiysk pada 18 November 2022. Itu menyebabkan kerusakan terbatas tetapi mengirimkan pesan bahwa pangkalan itu dapat dijangkau.
Rusia sudah menerapkan pertahanan yang ditingkatkan di pangkalan angkatan laut dan kapal. Pangkalan tersebut kini dilindungi oleh beberapa bom terapung. Boom disebut akan memberikan perlindungan terhadap serangan drone maritim.
Penjelasan selanjutnya adalah bahwa aset Angkatan Laut Rusia sedang terlibat dalam suatu operasi. Sebelum serangan rudal ekstensif ke Ukraina saat itu juga ada lonjakan yang tidak biasa dalam aktivitas Angkatan Laut Rusia.
Kapal selam kelas Improved-Kilo telah digunakan untuk meluncurkan serangan rudal jelajah Kalibr ke Ukraina.
Mereka sebagian besar ditarik dari Sevastopol di Krimea pada September 2022 menyusul serangan pesawat tak berawak Ukraina di kota pelabuhan tersebut. Mereka masih kembali ke Sevastopol untuk mengisi misil Kalibr. Tetapi tiga dari lima kelas Kilo telah berada di Novorossiysk selama berminggu-minggu.
Situasi ini tidak menjelaskan eksodus massal karena akan unik jika ketiganya terlibat dalam satu serangan. Dan pelayaran mereka ke Sevastopol untuk mempersenjatai kemungkinan besar tidak akan dilakukan dengan cara seperti itu. Terlebih lagi, kombinasi kapal amfibi dan kapal selam juga menunjukkan bahwa itu bukan serangan rudal.
Formasi seperti ini sebenarnya paling mungkin adalah mengarah pada pendaratan amfibi. Ini mungkin menargetkan Ukraina barat daya untuk membangun jembatan darat ke Transnis-tria. Negara tak dikenal yang didukung Rusia ini adalah bagian dari Moldova dan berbatasan dengan Ukraina. Kapal selam akan terlibat dalam intelijen yang lebih luas atau meliput misi seputar kapal amfibi.
Pendaratan amfibi sebenarnya rencana lama dari Rusia. Meski sering mengancam, pendaratan tidak pernah datang. Menurut Sutton dalam kondisi sekarang ini pendaratan amfibi akan semakin berat bagi Rusia.
Menurutnya infanteri angkatan laut, kekuatan yang mirip dengan marinir telah dikerahkan ke pedalaman. Mereka telah banyak terkuras. Dan rencana untuk memperluas pasukan infanteri angkatan laut akan memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk diselesaikan. Tetapi terlepas dari semua ini, kemungkinan operasi pendaratan amfibi tetap tidak bisa dikesampingkan.
Yang jelas analis dan komandan di Ukraina tidak diragukan lagi akan mengamati perkembangan ini dengan cermat. Di masa damai, eksodus semacam itu, hampir tidak layak diberitakan. Namun dalam perang yang sedang berlangsung, dibutuhkan dimensi tambahan.