Kapal Selam Amerika Tabrak Gunung di Laut China Selatan
- Beberapa waktu lalu dilaporkan kapal selam nuklir Angkatan Laut Amerika USS Connecticut menabrak objek tidak dikenal di bawah laut saat beroperasi di Laut China Selatan. Kini laporan investigasi atas kecelakaan tersebut telah diserahkan kepada komandan Armada ke-7 Amerika, Vice Admiral Karl Thomas.
Dunia
YOSUKA-Beberapa waktu lalu dilaporkan kapal selam nuklir Angkatan Laut Amerika USS Connecticut menabrak objek tidak dikenal di bawah laut saat beroperasi di Laut China Selatan. Kini laporan investigasi atas kecelakaan tersebut telah diserahkan kepada komandan Armada ke-7 Amerika, Vice Admiral Karl Thomas.
Penyelidikan menyimpulkan USS Connecticut menabrak gunung bawah laut yang belum dipetakan saat beroperasi di perairan internasional di kawasan Indo-Pasifik.
Lima hari setelah insiden 2 Oktober 2021 militer Amerika awalnya melaporkan bahwa kapal selam itu menabrak objek tak dikenal saat beroperasi di Laut China Selatan. Sebelas pelaut dilaporkan terluka, tetapi tidak ada yang mengalami cedera yang mengancam jiwa.
Kapal selam juga masih mampu bergerak dengan tenaganya sendiri menuju Pangkalan Angkatan Laut Guam. Kapal tersebut saat ini berada di Guam untuk menjalani perbaikan. Angkatan Laut pertama-tama akan menentukan bagaimana kapal selam dapat diperbaiki dengan aman untuk meninggalkan Guam untuk perbaikan lanjutan.
- Perusahaan Patungan MCAS dan SiCepat Pamer Motor Listrik Hemat Energi di Indonesia E-Vehicle Expo
- Kejar Target Ekonomi Bersih 2060, PLN Teken Kontrak dengan ABD di Glasgow
- Sudah Buka 100 Persen Gerai, Matahari Berhasil Balikkan Rugi jadi Laba Rp438,6 Miliar
Armada ke-7 yang berbasis di Yokosuka, Jepang dalam pernyataannya mengatakan komandan armada sekarang akan mempertimbangkan apakah insiden tersebut karena kesalahan manusia atau murni kecelakaan
China menuduh Angkatan Laut Amerika menutupi insiden itu dan meminta Washington untuk menjelaskan secara rinci apa yang terjadi. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan Amerika belum mengklarifikasi navigasi dari kapal selam untuk memastikan apakah insiden itu terjadi di perairan negara lain, atau apakah kecelkaan menyebabkan kebocoran nuklir atau kerusakan lingkungan laut.
Alexander Neill, konsultan pertahanan dan keamanan yang berbasis di Singapura mengatakan kepada Radio Free Asia menilai dalam kasus ini sepertinya Angkatan Laut Amerika tidak akan berusaha menutupi atau mengubah fakta tentang sifat kecelakaan itu. Karena US Navy tahu meski ditutupi hal itu akan tetap bocor juga. “Saya tidak berpikir Angkatan Laut AS akan berusaha menutupi atau mengubah kebenaran tentang sifat kecelakaan itu. Mereka tahu bahwa pada akhirnya itu akan bocor seiring waktu, ”kata Neill Selasa 3 November 2021.
Para ahli mengatakan sebagian besar Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut Cina Selatan terdaftar di peta laut sebagai apa yang disebut "daerah berbahaya" karena kurang disurvei dan sangat menantang untuk dinavigasi. Perairan dalam dipenuhi dengan gunung bawah laut.
Meski USS Connecticut memiliki sonar dan teknologi pelacakan paling canggih untuk memindai apa yang ada di sekitar kapal selam, tetapi kondisi laut di bawah mirip dengan ketika terbang di ketinggian. Cuaca bawah laut penuh dengan dengan turbulensi, arus, perubahan salinitas dan suhu. Pada tahun 2005, kapal selam lain USS San Francisco juga menabrak gunung bawah laut dekat Guam dengan kecepatan
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyebut ada lebih dari 100.000 gunung dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari dasar laut di seluruh dunia. Sebagian besar gunung bawah laut dibentuk oleh gunung berapi bawah laut. Mereka umumnya duduk di cekungan samudera, dan hanya sebagian kecil dari gunung bawah laut dunia yang telah dieksplorasi.
NOAA menambahkan perkiraan baru menunjukkan bahwa jika digabungkan gunung laut mencakup sekitar 28,8 juta kilometer persegi permukaan bumi. Itu lebih besar dari gurun, tundra, atau habitat global berbasis darat lainnya di planet ini.
Laut China Selatan telah menjadi titik nyala ketegangan antara Amerika dan China dan zona konflik potensial antara kedua negara adidaya tersebut. Banyak pihak meyakini Beijing telah memperluas kemampuan perang bawah lautnya termasuk armada kapal selam. Sejumlah negara seperti Jepang, Australia, Inggris dan Prancis juga telah mengerahkan kapal selamnya di wilayah tersebut. Hal ini menjadikan potensi kecelakaan dan tabrakan kapal selam sangat mungkin terjadi.
Paling Canggih
Connecticut adalah salah satu dari tiga kapal nuklir serang kelas Seawolf yang dikembangkan untuk operasi laut dalam guna menghadapi kapal selam Soviet di laut terbuka. Sejak akhir Perang Dingin, ketiganya telah ditingkatkan dan dimodifikasi untuk menjalankan beberapa misi Angkatan Laut yang paling sensitif.
Kapal kelas Seawolf adalah kapal selam pemburu-pembunuh paling canggih tetapi juga paling mahal di dunia. Desain kapal selam Amerika yang benar-benar baru pertama selama sekitar 30 tahun. USS Seawolf ditetapkan pada tahun 1989 sebagai kapal pertama. Biaya kelas Seawolf pada tahun 1991 diperkirakan mencapai US$33,6 miliar, menjadikannya sebagai program pembangunan angkatan laut paling mahal yang pernah ada.
Awalnya Angkatan Laut Amerika merencanakan membangun 17 kapal. Tetapi karena berakhirnya perang dingin dan mahalnya biaya pembangunan akhirnya hanya tiga kapal yang dibangun yang menelan biaya US$ 7,3 miliar. Itu berarti lebih dari US$2,4 miliar per kapal.
Kelas Seawolf dimaksudkan untuk memulihkan keunggulan teknologi yang telah dinikmati Angkatan Laut Amerika atas Soviet dari tahun 1945 hingga pertengahan 1980-an. Spionase dan praktik iligal dari beberapa sekutu Amerika dengan Soviet telah mengikis keunggulan tersebut. Kapal baru dirancang untuk beroperasi pada kedalaman yang lebih dalam daripada kapal selam Amerika yang ada dan beroperasi di bawah lapisan es kutub.
- Apa Masalah Utama Garuda Indonesia hingga Terancam Bangkrut? Bekas Komisaris, Peter F. Gontha Buka Suara
- Garuda Indonesia Terancam Bangkrut, Chairul Tanjung Berpotensi Merugi Rp19,7 Triliun
- Ini 3 Alasan Erick Thohir Pecat 4 Direktur dan 1 Komisaris MIND ID
Kapal kelas Seawolf dimaksudkan untuk mencari dan menghancurkan kapal selam rudal balistik terbaru Soviet seperti kelas Typhoon dan kapal selam serang seperti kelas Akula.
Keunggulan terpenting dari desain kelas Seawolf adalah ketenangannya yang luar biasa bahkan pada kecepatan taktis yang tinggi. Jika sebagian besar kapal selam perlu menjaga kecepatannya hingga 5 knot untuk menghindari deteksi oleh susunan sonar pasif, kelas Seawolf disebut mampu mampu berlayar dengan kecepatan 20 knot dan masih sulit ditemukan.
Angkatan Laut Amerika menggambarkan Seawolf 10 kali lebih tenang dari Los Angeles tercanggih dan 70 kali lebih tenang dari kelas Los Angeles produksi pertama. Bahkan Seawolf dengan kecepatan 25 knot membuat lebih sedikit suara daripada Los Angeles yang diikat di samping dermaga.
Kapal memiliki panjang 107, 6 meter, lebar 12,9 meter, bobot hingga 9.100 ton saat menyelam dan kemampuan menyelam maksimum 610 meter. Namun untuk kapal terakhir USS Jimmy Carter yang ditugaskan pada bulan Desember 2001 desain berubah dengan menggabungkan tempat perlindungan dek kering. Ini membuat lambungnya diperpanjang 30,5 m. Ini menjadikan Jimmy Carter bisa mengirimkan penyelam dari bawah air. Ada juga silo perenang tempur. Sebuah ruang yang dapat memuat hingga delapan perenang dan perlengkapannya.
Dengan delapan tabung torpedo di ruang torpedo bertingkat, kelas Seawolf mampu menangani beberapa target secara bersamaan. Ketiga kapal dapat membawa rudal jelajah Tomahawk yang memiliki jangkauan 1.700 km dan digunakan untuk menyerang kapal dan target darat. Kapal juga memiliki delapan tabung torpedo 660 mm. dengan membawa total 50 torpedo Mk.48. Kelas Seawolf juga membawa rudal anti-kapal Harpoon dan hingga 100 ranjau laut.