Kapal Selam AS Segera Punya Pembunuh Kapal Baru
- Menerjunkan versi antikapal akan menambah persenjataan kapal Amerika semakin bertambah. Senjata ini akan melengkapi torpedo yang diluncurkan kapal selam.
Tekno
WASHINGTON- Angkatan Laut Amerika Serikat berencana mempersenjatai kapal selam serang mereka dengan versi rudal Tomahawk untuk menargetkan kapal. Sebuah bagian dari dorongan Washington untuk meningkatkan kemampuan militer guna menantang kekuatan maritim China.
US Navy dalam pernyatannya Sabtu 09 Desember 2023 mengatakan, Tomahawk versi Maritime Strike akan mulai diterjunkan setelah 1 Oktober 2024. Model-model terbaru akan dimodifikasi dengan sistem panduan baru yang memungkinkan melawan target bergerak di laut.
“Tomahawk versi Maritime Strike, rudal yang biasanya digunakan sebagai senjata serangan darat, akan diterjunkan setelah 1 Oktober, ”kata manajer program Kapten Jon Hersey dalam sebuah pernyataan yang dikutip Strait Times.
Tomahawk memulai debutnya di medan Perang Teluk Persia tahun 1991 di Irak. Menerjunkan versi antikapal akan menambah persenjataan kapal Amerika semakin bertambah. Senjata ini akan melengkapi torpedo yang diluncurkan kapal selam.
- Pas Harbolnas, TikTok Shop Bisa Dipakai Jualan Lagi
- Prospek Saham GOTO Usai TikTok jadi Pengendali Tokopedia
- Tidak Bisa Sembarangan, Kampanye di Media Sosial Juga Ada Aturannya
Meskipun Angkatan Laut Amerika juga berencana mengerahkan senjata ini di kapal permukaan, mereka tersebut lebih rentan terhadap persenjataan anti-kapal China yang berbasis di darat dan laut.
Jadwal peluncuran rudal serangan maritim baru ini kira-kira sesuai dengan rencana Pentagon untuk mengerahkan ribuan drone di kawasan Indo-Pasifik. Lagi-lagi semua untuk melawan China yang dikenal sebagai program Replicator.
Perkembangan ini juga terjadi bersamaan dengan berkembangnya aliansi keamanan Washington dengan Inggris dan Australia atau yang dikenal sebagai Aukus. Ketiganya pada 1 Desember 2023 mengumumkan serangkaian rencana. Termasuk penggunaan kecerdasan buatan di dalam pesawat yang berpatroli di Pasifik untuk membantu melacak kapal selam China.
Rudal tersebut akan dikerahkan pada kapal selam kelas Los Angeles dan Virginia. Mereka masing-masing dapat membawa sebanyak 12 Tomahawk serangan darat. Meskipun beberapa versi modifikasi dari kelas Virginia akan mampu membawa sebanyak 40 unit.
Masalah Bagi China
Senjata-senjata tersebut memiliki jangkauan hingga 1.600 km. Jarak yang jauh memberikan perlawanan yang lebih besar terhadap kekuatan rudal anti-akses dan penolakan wilayah China. Dan ini akan mempersulit perencanaan Beijing untuk melakukan blockade ataupun invasi terhadap Taiwan.
Menurut Brent Sadler, peneliti senior di bidang peperangan laut dan teknologi canggih di Heritage Foundation, jarak yang jauh memberikan perlawanan yang lebih besar terhadap kekuatan rudal anti-akses dan area denial China. Dan ini akan mempersulit perencanaan China untuk melakukan blockade atau invasi terhadap Taiwan.
“Dibutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mengembangkan bagaimana rudal-rudal ini akan digunakan untuk mengalahkan pasukan China dan mengerahkan cukup banyak kapal untuk memenangkan perang,” katanya.
- Saham GJTL Melesat Didorong Sentimen Lo Kheng Hong, ARTO-GOTO Masuk Top Losers
- Saham Petrosea (PTRO) Menguat Usai Orang Kepercayaan Prajogo Pangestu jadi Komisaris-Direksi
- Kasus Impor LNG, Karen Agustiawan Gugat PwC Rp1,2 T
Jepang kemungkinan juga akan mengerahkan Tomahawk versi anti-kapal. Departemen Luar Negeri pada bulan Desember mengumumkan Tokyo telah diizinkan untuk menerima Tomahawk serangan darat pertamanya dengan penjualan senilai US$2,35 miliar. Pembelian mencakup hingga 200 rudal.
Menurut Sadler, jika Jepang juga mendapatkan senjata tersebut, hal ini akan menambah tingkat kerumitan yang harus dihadapi China.
Menurut penilaian Pentagon China memiliki 370 kapal permukaan dan kapal selam dalam angkatan lautnya. Mereka termasuk lebih dari 140 kapal tempur permukaan utama. Di sisi lain Angkatan Laut Amerika memiliki 291 kapal yang dapat dikerahkan.
Angkatan Laut China sebagian besar terdiri dari kapal multi-misi dan kapal selam modern. Mereka juga telah mulai membangunkapal induk ketiga, CV-18 Fujian pada tahun 2022.
Komandan Pasukan Kapal Selam angkatan laut Amerika Vice Admiral William Houston mengatakan dia berkomitmen mengirimkan Maritime Strike Tomahawk secepat mungkin. Tetapi mencatat jadwal pengadaan, modernisasi dan penerjunan bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai hal. Termasuk basis industri dan kapasitas galangan kapal.
Persenjataan anti-kapal Asekarang mencakup rudal pertahanan udara RTX SM-6 yang diluncurkan oleh kapal. Selain itu rudal anti-kapal jarak jauh Lockheed Martin. Angkatan Laut amerika juga mengerahkan rudal anti-kapal Harpoon buatan Boeing. Dan Taiwan membeli setidaknya 400 versi rudal yang diluncurkan di darat untuk pertahanan pesisir.