Kapan Sebenarnya Kekaisaran Romawi Berakhir?
- Kejatuhan Roma, biasanya mengacu pada keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat pada abad kelima Masehi. Tetapi para sejarawan tidak sepakat tentang tanggal pasti, atau tentang penyebabnya
Tekno
JAKARTA- Kejatuhan Roma, biasanya mengacu pada keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat pada abad kelima Masehi. Tetapi para sejarawan tidak sepakat tentang tanggal pasti, atau tentang penyebabnya. Dan beberapa sejarawan berpendapat bahwa Kekaisaran Romawi bertahan hingga jatuh di Timur, berabad-abad kemudian.
Pada puncaknya sekitar tahun 100 M, Kekaisaran Romawi membentang dari Inggris modern, Prancis, dan sebagian besar Jerman di barat laut hingga Mesir, Israel, dan Yordania di tenggara, serta dari yang sekarang disebut Maroko dan Spanyol hingga Rumania, Armenia, dan Irak.
Kaisar kemudian membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih mudah diatur. Ini menghasilkan Kekaisaran Romawi Barat dan Timur. Tetapi pada akhir abad kelima M, Kekaisaran Romawi Barat dari Inggris hingga Italia telah runtuh dan digantikan oleh kerajaan-kerajaan "barbar" yang tambal sulam.
- Respons BEI Soal Rencana IPO Perusahaan Raffi Ahmad, RANS
- Antisipasi Larangan Ekspor Timah, Kementerian ESDM Bentuk Pojka
- Perjalanan IPO RANS: Dari Garasi hingga Punya Valuasi Rp3 Triliun
"Sebagian jatuh ke penjajah, dan sebagian hancur," kata Bryan Ward-Perkins, sejarawan di Universitas Oxford dan penulis " The Fall of Rome and the End of Civilization” kepada Live Science Jumat 3 Februari 2023. "Apa bedanya hal ini bagi orang-orang di lapangan masih diperdebatkan."
Beberapa sejarawan menganggap 24 Agustus 410 sebagai tanggal yang menentukan jatuhnya Roma. Pada tanggal ini, pasukan Visigoth menjarah kota Roma . Ini adalah yang pertama kali sejak dikuasai oleh Galia selama awal Republik Romawi, hampir 800 tahun sebelumnya.
Visigoth (Goth Barat) telah melarikan diri dari invasi Hun ke Eropa Timur pada abad keempat. Namun pada tahun 378, setelah mengalahkan tentara Romawi di Pertempuran Adrianople (sekarang Edirne, Turki), kaum Visigoth diberi tanah di perbatasan utara kekaisaran untuk mengontrol dan menjaga diri dari penjajah.
Namun, beberapa dekade kemudian, mereka kembali mulai memusuhi kekaisaran. Pada tahun 408, mereka menginvasi Italia, dan pada tahun 410 mereka mengepung dan menjarah Roma.
Saat itu Kekaisaran Romawi berpusat di Konstantinopel di timur, dan bahkan kaisar Romawi Barat tinggal di Milan atau Ravenna di Italia utara. Tapi Roma adalah "kota abadi" dan jantung suci kekaisaran, dan banyak penduduk kekaisaran melihat ini sebagai akhir.
"Kejutan budaya bergema tetapi dampak praktisnya tampaknya terbatas," kata William Bowden, seorang profesor arkeologi Romawi di Universitas Nottingham di Inggris, kepada Live Science.
Ketika kota dijarah, kedengarannya tidak terlalu buruk. Banyak monumen dan bangunan terkenal tidak tersentuh. Dan karena Visigoth adalah orang Kristen, mereka mengizinkan orang berlindung di gereja. Visigoth menarik diri dari Italia beberapa tahun kemudian.
Beberapa sejarawan menganggap akhir resmi Kekaisaran Romawi Barat terjadi berabad-abad kemudian yakni pada 4 September 476. Ini adalah ketika Odoacer, raja barbar Italia pertama memaksa kaisar muda Romulus Augustulus untuk turun tahta.
Odoacer adalah seorang jenderal Romawi keturunan Jerman yang mengaku setia kepada kaisar Romawi Timur, dan dia menawan Romulus di Ravenna setelah mengalahkan ayahnya dalam pertempuran.
Namun Odoacer tidak membunuh Romulus karena masih muda. Dia justru diberi uang pensiun dan disuruh tinggal bersama sanak saudara. Odoacer memerintah dari Ravenna sampai tahun 493, ketika dia dibunuh oleh pasukan Ostrogoth — Goth Timur — yang menyerang di bawah pemimpin mereka, Theodoric the Great, yang mendirikan kerajaan baru kuat di Italia.
"Ini momen yang penting," kata Peter Heather sejarawan di King's College London dan penulis "The Fall of the Roman Empire: A New History of Rome and the Barbarians.
"Odoacer mengirim jubah kekaisaran Barat kembali ke Konstantinopel, bersama dengan delegasi dari Senat Roma, dan delegasi tersebut mengatakan, 'Tidak perlu lagi seorang kaisar di Barat.'"
Pada saat itu banyak wilayah di kekaisaran Barat sudah menjadi kerajaan yang merdeka secara efektif. "Jika Anda mencari momen simbolis, itu momen yang cukup bagus," kata Heather.
Bergeser ke Timur
Namun, pada abad kelima Masehi, fokus kekaisaran telah bergeser ke timur ke Konstantinopel yang sekarang jadi Istanbul. Pernah menjadi kota Byzantium di Yunani, kota ini dibangun kembali pada tahun 330 M oleh kaisar Constantine the Great, yang memindahkan ibu kota kekaisaran ke "Roma Baru" -nya.
"Pandangan saya sendiri adalah bahwa bagian timur Kekaisaran Romawi masih merupakan Kekaisaran Romawi," kata Heather. "Itu bukannya tidak berubah, tetapi ada semacam kesinambungan perubahan, bukan perpecahan besar."
- INFO BMKG: Gempa Guncang Kab. Bandung di Darat 23 km Tenggara 4.0 Magnitudo
- Bukan di LK21 atau Dramaqu, Ini Link Nonton Gratis dan Legal Drama Korea Reborn Rich
- 5 Tips Minum Kopi yang Bisa Turunkan Berat Badan
Meskipun Konstantinopel jatuh ke tangan Turki pada tahun 1453, Heather melihat penurunannya dalam invasi Arab dari tahun 632 hingga 661, ketika mereka merebut Mesir, Levant, dan sebagian Anatolia dari Kekaisaran Romawi Timur.
"Orang-orang Arab mengambil sekitar tiga perempat pendapatan kekaisaran dan sekitar tiga perempat wilayahnya," katanya. "Ini adalah entitas yang sama sekali berbeda setelah penaklukan Arab. Itu tu mengurangi kekaisaran dari kekuatan global menjadi kekuatan regional."