PT Pupuk Indonesia (Persero).png
Nasional

Kapasitas Produksi Capai 13,9 juta Ton, Pupuk Indonesia Klaim Stok Aman

  • PT Pupuk Indonesia (Persero) saat ini mampu memproduksi pupuk hingga 13,9 juta ton, yang terdiri dari 8,8 juta ton pupuk urea dan 3,5 juta ton pupuk NPK dan sisanya untuk jenis pupuk lainnya.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) saat ini mampu memproduksi pupuk hingga 13,9 juta ton, yang terdiri dari 8,8 juta ton pupuk urea dan 3,5 juta ton pupuk NPK dan sisanya untuk jenis pupuk lainnya.

SVP Sekretaris Perusahaan Wijaya Laksana mengungkapkan, dengan kapasitas tersebut, Pupuk Indonesia mengklaim bisa memenuhi kebutuhan pupuk subsidi nasional.

"Artinya, untuk pupuk urea kemampuan kita untuk mencukupi kebutuhan tersebut lebih dari cukup," katanya saat ditemui di Kantor BUMN pada Senin, 13 Maret 2023.

Pada 2023 Pupuk Indonesia ditugaskan untuk menyediakan pupuk subsidi sebanyak 7,8 juta ton yang terdiri dari pupuk urea dan pupuk NPK. Sisanya, pupuk urea produksi Pupuk Indonesia dijual secara komersil ke perusahaan-perusahaan sawit atau industri-industri lainnya.

Dari total kapasitas produksi itu, Pupuk Indonesia memproduksi pupuk bersubsidi jenis Urea sebanyak 4,7 juta ton dan NPK sebanyak 3,2 juta ton. Selebihnya, yakni 3,8 juta ton pupuk Urea dan 0,3 juta ton pupuk NPK untuk dijual komersil.

Sementara untuk jenis pupuk NPK, kemampuan produksi Pupuk Indonesia saat ini mencapai 3,5 juta ton, sementara penugasan untuk pupuk subsidi jenis NPK sebesar 3,1 juta ton.

Hingga 11 Maret 2023, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk subsidi mencapai 1,5 juta ton, terdiri dari 885.675 ton pupuk urea, dan 614.106 ton pupuk NPK.

Wijaya menjelaskan, salah satu kandungan NPK, nitrogen, berasal dari Urea yang bahannya bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Namun dua kandungan lainnya, yakni kalium dan fosfor yang menjadi senyawa phospat, jumlahnya sedikit di dalam negeri sehingga harus dipenuhi dari impor.

Kebutuhan fosfor sendiri dipenuhi melalui impor dari negara Timur Tengah dan China. Sementara, untuk kalium biasanya impor dari Rusia dan Belarusia.