Kapuas Prima Coal (ZINC) Dapat Relaksasi Ekspor Mineral Mentah hingga 2024
- Izin relaksasi ini diperoleh ZINC melalui dua anak usahanya, yakni PT Kapuas Prima Citra untuk ekspor timbal dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk ekspor seng.
Korporasi
JAKARTA - Emiten produsen logam dasar PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) memperoleh izin relaksasi ekspor mineral mentah hingga Mei 2024 untuk komoditi timbal dan seng.
Izin relaksasi ini diperoleh ZINC melalui dua anak usahanya, yakni PT Kapuas Prima Citra untuk ekspor timbal dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk ekspor seng.
Dengan diperolehnya relaksasi untuk kedua perusahaan tersebut, Direktur Utama ZINC Harjanto Widjaja mengatakan bahwa pihaknya siap untuk menambah pendapatan devisa negara melalui ekspor mineral mental hingga satu tahun ke depan.
Selain itu, dengan adanya relaksasi untuk ekspor timbal dan seng, perseroan pun optimis bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan di tahun ini.
- 6 Manfaat Mindfulness untuk Menjaga Kesehatan Mental
- Buaya Terbesar di Dunia Ini Diyakini Hidup Bahagia dan Masih Berumur Panjang
- Pertamina dan UGM Lakukan Rehabilitasi Hutan untuk Penyerapan Karbon dan Pengembangan EBT
"Komitmen kami dalam melaksanakan program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah sudah tidak perlu diragukan lagi. Izin relaksasi ekspor mineral mentah yang kami dapatkan untuk dua anak usaha ZINC merupakan bukti nyata dari kepercayaan pemerintah terhadap komitmen perseroan dalam mendukung program hilirisasi," ujar Harjanto dikutip TrenAsia.com dari keterangan resmi, Jumat, 30 Juni 2023.
Untuk diketahui, ZINC telah merealisasikan total investasi senilai US$30,2 juta atau setara dengan Rp453 miliar dalam asumsi kurs Rp15.000 per-dolar Amerika Serikat (AS) untuk membangun smelter timbal dan seng.
Smelter timbal Kapuas Prima Citra yang baru memulai produksi pada Juni 2022 dikatakan Harjanto akan terus mengoptimalkan produksinya.
Komunikasi pun sudah dimulai kepada beberapa perusahaan tambang sejenis yang selama ini mematikan operasinya karena larangan ekspor.
Komunikasi tersebut dilaksanakan untuk menghidupkan kembali aktivitas perusahaan tambang sejenis dan menjual hasil olahan tambangnya kepada Kapuas Prima Citra untuk diekspor. Sementara itu, smelter seng Kobar Lamandau Mineral direncanakan untuk mulai beroperasi pada kuartal III-2024.
Menurut hasil verifikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pembangunan smelter konsentrat timbal dari Kapuas Prima Citra dengan realisasi investasi mencapai US$10 juta (Rp150 miliar) telah selesai 100% per-Mei 2022.
Untuk pembangunan smelter seng Kobar Lamandau Mineral, realisasi investasi mencapai US$20,2 juta (Rp353 miliar) dengan progres pembangunan 89,65% per-Februari 2023.
- Ciri-ciri Orang yang Butuh Istirahat dari Media Sosial
- OJK Sudah Pelototi Kasus Kredit Macet Ted Sioeng di Bank Mayapada Sejak 2017
- Penelitian: Percaya Diri Bisa Jadi Tanda IQ Anda Tinggi
Kinerja Keuangan ZINC Kuartal I-2023
ZINC mencatat kerugian bersih Rp6,9 miliar setelah sebelumnya mencetak laba bersih sebesar Rp19,9 miliar pada kuartal I-2022.
Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh penjualan yang turun 26% secara year-on-year (yoy) dari Rp204,5 miliar pada kuartal I-2022 menjadi Rp151,3 miliar pada kuartal I-2023.
Penjualan ZINC pada tiga bulan pertama tahun ini mengalami penurunan salah satunya karena nilai komoditas yang menurun.
Pada awal 2022, harga rata-rata komoditas seng tercatat sekitar US$2.900 (Rp43,5 juta) perton dan timbal sekitar US$2.100 (Rp31,5 juta) perton.
Sementara itu, pada awal 2023, harga rata-rata komoditas seng menurun ke kisaran US$2.200 (Rp33 juta), sedangkan timbal berada di kisaran US$2.000-US$2.100 (Rp30 juta-Rp31,5 juta) perton.